“Lihatlah, ini adalah Kepala Besar, pemimpin besar kita. Tidakkah kalian memberi hormat? Ayo tundukkan kepala!” seru seseorang.
Orang-orang itu saling tatap satu sama lain. Namun tak lama kemudian, secara serempak mereka bersujud di hadapan patung Kepala Besar.
Sementara itu terjadi, ia telah berjalan dengan kepala tegak meninggalkan rumah itu. Beberapa orang telah menunggunya di sebuah perahu motor. Hari itu, untuk pertama kalinya ia akan menjenguk anak-anak ciptaannya yang mungkin akan menjadi rumah yang baik bagi ikan-ikan di selat yang tenang itu. ***
Pagesangan, 23 Agustus-3 Oktober 2017
Tjak S. Parlan, lahir di Banyuwangi, 10 November 1975. Cerpen dan puisinya telah dikabarkan di sejumlah media, antara lain: Koran Tempo, Kedaulatan Rakyat, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Solopos, Femina, Lampung Post, Republika, Basabasi.co, Jurnal Nasional, Padang Ekspres, Sinar Harapan, Sumut Pos, Lombok Post, Suara NTB, Radar Surabaya, Radar Malang, Bali Post dan lain-lain. Mukim di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Redaksi menerima kiriman cerpen. Tema dan panjang naskah bebas yang pasti tidak SARA. Naskah orisinil, belum pernah tayang di mana pun dan belum pernah dimuat di buku. Kirimkan naskah beserta biodata dan nomor ponsel ke editorcendana@gmail.com Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.