Kisah dan Fakta di Balik Aksi Kaum Palu Arit

Selain itu, PKI juga menganggap perlu diangkat adanya Pemimpin Besar Revolusi. Ini yang kemudian mempengaruhi atmosfir politik, khususnya di Jawa Timur. “Begitulah kondisi obyektif yang terjadi di Jawa Timur,” ungkap Aminuddin.

Yang tak kalah mengerikan dari aksi PKI, ditemukan 110 jenazah yang dikubur menjadi satu di Dusun Magetan. Termasuk SBT Haris Suhud Slamet dan SBT Edi Swasono.

“Haris Suhud ayahnya adalah Pak Suhud, mantan ketua DPR/MPR, Pak Edi Swasono, menantunya Pak Hatta. Waktu itu sebagai hakim Pengadilan Ngawi. Itu 110 jenazah dikubur jadi satu,” ungkap Aminuddin.

Juga di dekat Pabrik Gorang-gareng, dari hasil penulusaran Gadis Rasyid, yang waktu itu belum jadi wartawati, pada waktu masuk rumah itu, mendapati genangan darah setinggi mata kaki. “Pertanyaannya, dari genangan darah itu, berapa orang yang dibunuh? Ini pada 1948,” tuturnya.

Kemudian pada 1965 di Cemetuk, Banyuwangi, 62 Pemuda Ansor minta minum, karena kehausan di satu desa yang di situ orangnya PKI semua. “Yang terjadi kemudian anggota Pemuda Ansor diracun hingga mati semua, dan dipendam dalam tiga lubang,” ungkap Aminuddin.

Aminuddin menambahkan, sebenarnya antara TNI Angkatan Darat dan PKI juga terjadi konflik. Konflik antara TNI AD dengan PKI itu sejak 1946-1948-an.

“Konflik semakin kental antara Pak Nasution dengan PKI pada nasionalisasi perusahaan asing. Kita tahu, ekonomi  kita sebelum merdeka ditopang oleh perusahaan-perusahaan asing, khususnya perusahaan gula dan pertambangan minyak. Nah, Pak Nasution yang berpengalaman menumpas pemberontakan PKI di Madiun tidak mungkin memberikan kepada SOBSI dan BTI yang menuntut untuk merawat perkebunan dan perusaahan minyak,” kata Aminuddin.

Lihat juga...