Belajar Memimpin Golkar dari Pak Harto

Pada masa kepemimpinan Soeharto, sempat muncul di kalangan politikus dan ahli pemerintahan, istilah hegemoni. Namun, pada masa itu, Demokrasi Pancasila sebagai metode, dengan konsep pemikiran dan semboyan, melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kehidupan politik pada masa Soeharto dapat berjalan harmonis, selaras, dan seimbang, karena ada dukungan partai politik yang luas dan otonom, sirkulasi kepemimpinan politik secara efektif dan kompetitif, kontrol kekuasan yang efektif, serta kompetisi yang leluasa dan sehat dalam nuansa demokrasi Pancasila.

Sebagaimana tubuh manusia, demikian pula pemerintah dan politik, tidak semua sempurna dan tidak semua bermasalah. Tetapi, pada kenyataannya, politik Soeharto pada masa orde Baru telah menorehkan sejarah pembangunan dan perubahan bagi bangsa Indoneisia, hingga bisa kita rasakan sekarang ini.

UPAYA SOEHARTO MEMBANGUN KEHIDUPAN POLITIK GOLKAR

Bagi saya, kepemimpinan adalah seni. Kepemimpinan adalah talenta. Namun, jangan lupa, sebagai insan hamba Tuhan yang bertakwa, kita juga harus menyadari, kepemimpinan adalah pewahyuan. Mengapa pewahyuan? Ketika seorang pemimpin hadir dengan pewahyuan, maka sesungguhnya, dia adalah wakil Tuhan di muka bumi. Berbagai pemahaman spiritual menyertai kepemimpinan Soeharto. Dengan ini, saya dapat mengutarakan beberapa upaya yang dilakukan Soeharto untuk membangun kehidupan politik dan memeiliharanya.

Pertama, yaitu Politik Budaya dan Budaya Politik, merupakan sebuah ungkapan politik Soeharto dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Implementasinya tidak kita sampaikan, karena bila disampaikan, akan terlalu banyak dan menyita halaman. Namun, yang dimaksudkan Soeharto, yaitu sikap, perilaku, dan pemikiran politik yang didasari serta disertai pemahaman budaya. Sebagai bangsa Indonesia, budaya kita adalah budaya Indonesia, yakni sebuah budaya yang mengandung unsur Bhinneka Tunggal Ika, Budaya, Pancasila, Keimanan, dan berwawasan Nusantara.

Lihat juga...