Belajar Memimpin Golkar dari Pak Harto

Menurut pengamatan saya, Soeharto menjadi bagian dari Golkar itu terhitung sejak tahun 1957. Karena profesi Soeharto sebagai militer atau tentaralah yang membuatnya menjadi anggota Golkar. Ditambah lagi dengan aturan, bahwa TNI boleh memilih partai dan politik, menjadikan Soeharto sebagai bagian dari Politik Indonesia.

Dalam catatan sejarah yang saya pelajari, sepertinya, kondisi politik di masa Soekarno adalah keadaan politik yang memang disiapkan untuk menjurus pada konflik. Hanya saja, kita bertanya kenapa Soekarno dan tokoh nasional saat itu tidak sadar bahwa perkembangan Politik akan mendatangkan malapetaka? Apakah karena pada masa itu pelaku dan saksi sejarah serta pejuang bangsa masih hidup, maka tidak ada yang belajar sejarah? Soekarno mengajak belajar sejarah demi menguntungkan PKI, bukan bangsa Indonesia.

Ketika melihat sejarah Golkar pada tahun 1957, politik Indonesia terbagi menjadi tiga kelompok, yakni politik islam, politik nasionalis yang disebut Golongan Karya, dan politik Komunis PKI, serta ormasnya. Kemudian, DPR mengusulkan Golkar menjadi alat demokrasi, dengan beranggotakan TNI dan Polri, pada tanggal 23 Oktober 1958. Semula, GOLKAR terdiri dari 7 Golongan, yaitu Gol Karyawan dan Pegawai, Golongan Buruh dan Tani, Golongan Pengusaha, Golongan Bersenjata, Golongan Tokoh Agama dan Alim Ulama, Golongan Angkatan 45, dan Golongan Jasa. Kemudian, muncul peristiwa Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dengan diberlakukannya UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945.

Saat itu, muncul istilah demokrasi terpimpin yang disertai dengan kebijaksanaan pemerintah membubarkan partai politik. Sebagai gantinya, dibentuk forum politik yang disebut dengan Front Nasional yang anggotanya adalah Golkar dan Golongan Politik. Kemudian dibentuklah Sekber Golkar pada tanggal 20 Oktober 1964. Momentum inilah yang dijadikan hari jadi Golkar. Kemudian, pada tahun 1969, diadakan penyerdehanaan kelompok dalam Golkar, kembali menjadi 7 kelompok, yakni Soksi, Kosgoro, MKRGR, Gakari, Profesi, Ormas Hankam, dan Gerakan Pembangunan.

Lihat juga...