Nilai Tukar Petani Banten Naik, Ketahanan Pangan Terjaga

Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di perdesaan. Pada Juni 2017, dari pantauan di empat kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,59 persen.

Pemicu inflasi tertinggi adalah inflasi pada kelompok sandang, yakni sebesar 2,20 persen, yang diikuti oleh kelompok perumahan 1,74 persen; kelompok bahan makanan 0,76 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,27 persen; kelompok transportasi dan komunikasi 0,16 persen. Sementara itu, terjadi deflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,14 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen.

Dari 33 provinsi di Indonesia, sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Gorontalo dengan nilai indeks sebesar 105,21 yang diikuti Provinsi Nusa Tenggara Barat 105,08 dan Provinsi Sulawesi Barat 104,65.

Nilai tukar petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,40. NTP nasional sebesar 100,53 yang mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,15.

Ketahanan Pangan di Banten

Luas panen padi di Kabupaten Lebak, Banten, mencapai 8.404 hektare selama Juni 2017 seluas dan mampu menyumbang ketahanan pangan di daerah itu.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Kabupaten Lebak, Sabtu, panen padi pada Juni lalu seluas 8.404 hektare dan dilaporkan 55 hektare mengalami gagal panen.

Tanaman padi yang gagal panen atau puso di Kecamatan Malingping disebabkan serangan hama wereng batang coklat (WBC). Produksi pangan mencapai 40.036 ton dengan luas tanam 32.516 hektare.

Lihat juga...