Mbah Joko, Tukang Pembuat Andong Khas Yogya Bergelar Sarjana

Proses paling lama dan sulit membuat andong dikatakan adalah proses membuat shok atau per, yang terbuat dari potong-potongan besi tipis yang dilengkungkan, ditumpuk lalu dibuat bertangkupan. Setelah pembuatan per selesai, proses selanjutnya adalah pembuatan besi untuk kontrol kemudi. Dilanjutkan pembuatan chasis dan bodi dari kayu dan terakhir baru pembuatan roda.

“Semua bahannya mayoritas dari besi dan kayu jati. Hanya atap dan alas duduk yang dari plastik sehingga memang mahal. Tapi karena bahan-bahanya memang bagus, makanya bisa awet sampai puluhan tahun. Ini andong pertama yang saya buat tahun 1974, sampai sekarang, setelah 40 tahun lebih juga masih bagus. Saya ingat betul zaman itu harganya masih Rp 55.000,” katanya sambil menunjuk andong yang tengah ia servis.

Kini harga satu unit andong sendiri dikatakan Mbah Joko berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Sementara untuk kereta kencana jauh lebih mahal, yakni hingga Rp 600 juta per unitnya. Dalam satu tahun sendiri, Mbah Joko mengaku bisa mendapat pesanan hingga 16 unit kereta andong. Sementara pesanan kereta kencana sangat langka dan jarang ada.

“Memang yang paling sering andong wisata. Dibanding dulu-dulu, juga ramai sekarang, apalagi sejak Yogya banyak dikunjungi wisatawan. Karena itu, selain membuat pesanan saya juga menerima servis reparasi. Banyak pelanggan yang dulu buat andong di sini, setiap servis juga pasti di sini,” katanya.

Mbah Joko sendiri mengaku tetap mempertahankan profesinya sebagai tukang pembuat andong, meski telah menjadi PNS, lebih dikarenakan rasa cinta. Selain nguri-uri budaya ia juga melakukan itu untuk meneruskan profesi bapaknya.

Lihat juga...