Kedai Pacar Hitam, Tempat Penikmat Kopi Hitam di Kalianda

JUMAT, 10 FEBRUARI 2017

LAMPUNG — Menyeruput kopi dengan gelas kecil, mencecap rasa kopi berbagai varian atau jenis yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia adalah bentuk budaya minum kopi yang nikmat. Dampak dari semakin dikenalnya berbagai jenis kopi yang semakin disukai masyarakat terutama kaum muda memunculkan kedai-kedai kopi. Semula hanya menjual kopi dengan cara lesehan atau menikmati kopi bungkus yang dijual oleh pedagang keliling yang menyeduh kopi sachet menggunakan air panas dari termos. Kini, kedai-kedai kopi berkonsep modern. Konsep modern minimalis tersebut bahkan semakin membuat penikmat kopi betah berlama-lama di kedai kopi. Apalagi yang lengkap menyajikan berbagai jenis kopi dengan ragam teknik penyajian dan pembuatan yang langsung. Jika peracik kopi (barista) dan proses pembuatannya memikat, juga bisa menjadi tontonan menarik bagi pecinta kopi.

Alan Herlaen menyajikan roti bakar.

Meningkatnya kesukaan atau minat pecinta kopi tersebut, mendorong beberapa anak muda Kalianda menyediakan tempat minum kopi di Kota Kalianda yang berada di pinggir jalan dan memiliki konsep cukup ciamik. Baik penataan interior maupun suasananya memang nyaman. Sebuah kota kecil di kaki Gunung Rajabasa yang mulai sepi saat malam, meski menjadi tempat perlintasan kendaraan berbagai jenis dari Pulau Sumatera yang akan menuju Pulau Jawa dan sebaliknya, justru mulai semarak hingga malam dengan tumbuh dan berkembangnya usaha kuliner. Termasuk kedai kopi.

Beberapa barista sekaligus owner di antaranya Dani Sahrial (30), Alan Herlaen (24), dan Ari Oktara (30) bahkan sepakat membuat tempat berkumpulnya para pecinta kopi di tengah meningkatnya permintaan akan kopi. Dani Sahrial, barista yang terlihat welcome dan friendship kepada pengunjung yang datang mengungkapkan, pemberian nama Kedai Kopi Pacar Hitam awalnya merupakan proses yang cukup singkat. Bagi sebagian pengunjung yang melihat lukisan seorang perempuan berwarna hitam dan putih sekilas kedai pacar hitam berasal dari lukisan “sang pacar” yang berwarna hitam. Namun, penjelasan Dani Sahrial, setidaknya memberi gambaran historis penamaan kedai kopi tersebut.

Lihat juga...