Bancakan, Tradisi Sambut Tahun Baru Masyarakat Lampung

MINGGU, 1 JANUARI 2017

LAMPUNG — Kebersamaan dalam keluarga yang terjaga sepanjang tahun dan memulai tahun yang baru, merupakan sebuah anugerah bagi masyarakat tradisional di Lampung. Kebersamaan, kekeluargaan dan harapan akan tahun baru yang lebih baik akan dirayakan oleh keluarga, kerabat serta lingkungan sekitar dengan melakukan makan bersama di tepian pantai.
Makan bersama di tepi pantai.
Tradisi mandi di pantai yang dikenal dengan nama ngelop menjelang bulan Ramadhan, juga kembali dilakukan setiap pergantian tahun baru dengan membawa bekal makanan lengkap dengan nasi, lauk-pauk serta minuman yang akan dimakan bersama. Tradisi tersebut dikenal dengan bancakan, yang merupakan rangkaian mengawali tahun baru, yang dimulai masyarakat sejak pagi hingga sore hari. Sebagian masyarakat bahkan mengajak serta keluarga, kerabat berbondong-bondong ke tepi pantai untuk makan bersama, meski dengan menu sederhana.
Salah-satu keluarga di Dusun Rawa Laut Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Sapta (34), saat ditemui di Pantai Batu Rame Kalianda bersama keluarganya, Minggu (1/1/2017), mengatakan, tradisi yang hampir setiap tahun dilakukan tersebut merupakan tradisi tak tertulis yang dijalankan oleh hampir sebagian besar masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Setiap keluarga dan kerabat, sehari sebelumnya telah melakukan persiapan dengan mengumpulkan keluarga dan memilih lokasi yang akan digunakan.
Umumnya, lokasi pinggir pantai akan dipilih sebagai lokasi dengan mendirikan tenda sederhana atau beratapkan terpal, daun kelapa. Pilihan membawa makanan setengah matang atau sudah matang pun kerap dibahas oleh kaum perempuan dan kaum ibu yang akan memasak di dapur. Sementara lauk berupa ikan, daging ayam sebagian akan dibakar di tepi pantai.
“Kalau ditanya sejak kapan tradisi ini berlangsung, masyarakat di sini mungkin tak ada yang bisa memastikan awalnya kapan, namun setiap awal tahun, menjelang Ramadhan atau hari istimewa, bancakan selalu dilakukan sebagai ungkapan syukur dan kebersamaan,” terang Sapta.
Bermain di pantai sebelum makan bersama sambut tahun baru.
Inti dari bancakan yang didahului dengan ngelop (berendam) di pantai tersebut, menurut Sapta, memiliki makna berkumpul bersama keluarga dalam kondisi utuh, kerabat, lingkungan tetangga terdekat. Tak jarang kaum ibu juga telah sepakat untuk melakukan iuran atau menyediakan bahan-bahan makanan yang akan dimakan bersama baik dalam bentuk mentah, setengah matang untuk dimasak di pinggir pantai atau dibakar di pantai.
Hal-hal wajib yang selalu disiapkan, antara lain panggangan untuk membakar ayam dan ikan, sambal terasi, sambal kecap, nasi putih dan sayur asam berikut pindang yang disiapkan sejak siang menjelang sore.
Sebagian warga yang tinggal di sekitar Pantai Ketang, Pantai Batu Rame, pesisir Kalianda, sengaja memilih waktu menjelang senja hari, karena pesisir yang menghadap ke Barat sekaligus momen menunggu matahari terbenam. Kesempatan mengajak keluarga, anak-anak dan kerabat selain menjadi momen kebersamaan bagi keluarga yang sedang berlibur setelah menjalankan aktivitas di tempat yang jauh, sekaligus juga menjalin kebersamaan antar keluarga.
Jika sebagian bahan makanan yang akan digunakan untuk bancakan belum dimasak, kaum laki-laki akan bertugas menyiapkan dengan menggunakan kayu-kayu di sepanjang pantai, lengkap dengan panggangan di atas batu karang. Sementara kaum ibu mempersiapkan hidangan untuk disantap bersama.
“Setelah sebagian anak-anak puas bermain di pantai dengan diawasi para orangtua dan ikan serta ayam bakar selesai dimasak, maka akan dilanjutkan dengan makan bersama,” ungkap Sapta.
Tradisi yang masih dipertahankan tersebut menurut warga di Way Urang Kalianda lainnya, Ahmad, merupakan hal yang positif. Makna dari makan bersama bukan sekedar membawa makanan dari rumah dan pindah tempat makan, melainkan adanya harapan kerukunan antar keluarga, antar tetangga dengan gotong-royong dan kebersamaan. Harapan akan hal-hal positif yang sudah terjaga di tahun yang lewat juga akan dibawa dalam komitmen-komitmen untuk memasuki tahun baru yang akan dilalui.
Ahmad juga mengatakan, mengisi waktu libur dan memulai awal tahun dengan tradisi bancakan, merupakan upaya masyarakat tradisional di Lampung yang masih menjaga kebersamaan. Meskipun dengan makan menu sederhana, lalapan jengkol, petai, sayur asem jagung serta lauk ikan bakar dan ayam bakar, namun makna lebih dalam untuk mempertahankan paguyuban dan sikap kebersamaan lebih penting dari sekedar makan bersama. Tak jarang sebagian masyarakat yang akan menjalankan tradisi bancakan hanya beralaskan tikar dan daun pisang.
Akibat tradisi bancakan oleh ribuan masyarakat di sepanjang pesisir pantai Ketang dan pantai-pantai di Lampung Selatan, jalan-jalan kampung menuju pantai yang jarang dilalui dipenuhi berbagai jenis kendaraan. Sebagian masyarakat memilih pantai di sepanjang Ketang, karena merupakan pantai yang tidak dikelola untuk wisata, melainkan menjadi pantai yang bisa dikunjungi masyarakat tanpa dipungut biaya, meski sebagian masyarakat harus berhati-hati dengan ombak besar dan batu-batu di pesisir pantai. Sebagian masyarakat akan kembali ke rumah setelah bancakan selesai dan matahari tenggelam di Selat Sunda.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : Koko Triarko / Foto : Henk Widi

Lihat juga...