JUMAT 2 DESEMBER 2016
PONOROGO – Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ditemukan mulai dari balita hingga manula di Ponorogo. Penyebabnya, ibu yang menderita penyakit ini hamil dan menyusui jadi kemungkinan tertular tinggi.
![]() |
Kadinkes Ponorogo, Rahayu Kusdarini |
Data dari Dinas Kesehatan Ponorogo menyebutkan penderita HIV tahun 2013 sebanyak 23 kasus, tahun 2014 meningkat menjadi 52 kasus dan tahun 2015 sebanyak 97 kasus baru. Sedang, tahun ini tercatat 77 kasus hingga September lalu.
“Totalnya penderita HIV ada 450 orang, yang disertai dengan AIDS ada 300 orang dan yang meninggal ada 150 orang,” jelas Kepala Dinkes Ponorogo, drg. Rahayu Kusdarini kepada Cendana News, Jumat (2/11/2016).
Usia penderita HIV sekarang lebih variatif. Bukan hanya kisaran usia produktif. Temuan HIV di Ponorogo sudah menjangkiti balita hingga manula. Hal itu cukup masuk akal melihat cara penularan yang beragam. Selain, dari hubungan seks dan jarum suntik serta tato, penularan juga dapat terjadi melalui air susu ibu (ASI).
Ibu yang terjangkiti virus HIV kemungkinan besar bakal menularkan kepada anaknya jika menyusui. Ibu yang sakit sebaiknya menghindari pemberian ASI. Sebaliknya terpaksa mengganti dengan susu formula.
“Penularan kepada balita cukup mungkin terjadi karena kasus HIV pada ibu rumah tangga juga cenderung meningkat,” ujarnya.
Tugas Dinkes segera menemukan dan mendata mereka yang terjangkit tetapi belum terdata, lanjut Rahayu Kusdarini, agar penyebaran tidak terus meluas. Karena menurutnya, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri masih kurang. Padahal pemeriksaan dapat dilakukan di Puskesmas dengan biaya Rp6 ribu.
Namun, pihaknya tidak dapat sembarangan melakukan pemeriksaan. Dia mengaku pemeriksaan hanya sekedar ajakan. Selain itu, penyuluhan juga terus digencarkan. Terutama mereka yang beresiko tinggi.
Apalagi pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT) sudah dapat dilaksakanan di Puskesmas. Rahayu menjamin kerahasian hasil tes.
“Sebelum menular ke orang lain dan sebelum timbul penyakit sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan,” pungkasnya.
Jurnalis: Charolin Pebrianti/Editor: Irvan Sjafari/Foto: Charolin Pebrianti.