Menyambut Natal, Umat Katolik di Lampung Ziarah Ke Makam Keluarga

SABTU, 24 DESEMBER 2016

LAMPUNG — Umat Kristiani yang akan melangsungkan perayaan Malam Natal pada Sabtu (24/12/2016), malam, dan perayaan Natal pada keesokan harinya, Minggu (25/12/2016), mulai melakukan berbagai persiapan. Selain pembersihan gereja, mempersiapkan berbagai kelengkapan persiapan Natal, sebagian umat Katolik di wilayah Gerejawi stasi Pasuruan Unit Pastoral Bakauheni, juga melakukan aktivitas ziarah ke makam keluarga terdekat.
Ziarah makam menyambut Natal.
Ziarah makam yang dilakukan oleh umat Katolik Gerejawi stasi Pasuruan Unit Pastoral Bakauheni menjelang perayaan Malam Natal, sebagian dilakukan di makam keluarga di makam desa yang tak jauh dari gereja setempat. Menurut salah-satu umat Katolik di unit Pastoral Bakauheni, Elisabet (34), ziarah ke makam keluarga merupakan salah-satu dari sekian kegiatan rutin yang dilakukan menjelang peristiwa penting seperti akan menikahkan anak, serta kegiatan keagamaan lainnya seperti Hari Raya Natal.
Ziarah dilakukan dengan membawa lilin, air, dan bunga bunga. Peziarah akan melakukan doa bersama keluarga yang masih hidup, yang biasanya baru bisa berkumpul bersama saat libur Natal dan Tahun Baru. “Kami sekeluarga bisa berkumpul saat libur Natal dan Tahun Baru, karena banyak yang kerja di luar Sumatera. Berkumpul bersama dan berziarah bersama sebagai tanda, bahwa kami tetap mengenang keluarga kami yang sudah tiada,”ungkap Elizabet, Sabtu (24/12/2016), siang.
Elisabet mengatakan, selain berdoa, keluarga peziarah akan membersihkan area makam yang sudah lama tak dikunjungi. Elisabet sendiri bersama keluarganya datang dari Yogyakarta untuk merayakan Natal dengan berkumpul bersama keluarga dan sanak-saudara terdekat. Kesempatan tersebut sekaligus menjadi momen untuk berziarah ke makam keluarga, di antaranya kakek dan nenek serta anggota keluarga lain yang terlebih dahulu berpulang ke alam keabadian.
Sementara itu, salah-satu tokoh umat Katolik setempat, Thomas (45), menjelaskan, tradisi ziarah ke makam keluarga sebelum Natal sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Ziarah ke makam orangtua, kerabat merupakan tradisi turun-temurun yang diteruskan ke generasi selanjutnya, untuk mengingatkan akan kerabat yang sudah meninggal dan mengajarkan kepada generasi muda untuk mengenal kerabat yang sudah meninggal.
Sebuah pemakaman desa di lampung.
Thomas juga menerangkan, sebagian dari mereka mengajak anak-anak untuk memperkenalkannya kepada keluarga yang sudah meninggal, dengan melihat nama pada batu nisan yang telah dipasang di makam. “Ini juga sebuah tradisi untuk menghargai jasa orangtua yang sudah wafat mendahului, sekaligus bagi anak-anak mengenal garis keturunan dan mempererat persaudaraan,” ungkap Thomas.
Selain tradisi keluarga, ziarah ke makam keluarga sekaligus menjadi kesempatan untuk menghidupkan kembali garis keturunan yang bagi generasi muda tidak saling mengenal. Thomas mengistilahkan, agar anak-anak muda tidak ‘kepaten obor’ atau bisa mengetahui silsilah keluarga, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup.
Kenangan akan keberadaan orangtua yang sudah meninggal, menjadi bagian dari persiapan Natal untuk mengenang sekaligus mendoakan mereka untuk ikut merayakan Natal di Surga, dan meski mereka sudah tak ada di dunia, namun tetap dikenang di dalam hati dan ada di antara keluarga.
Ziarah ke makam keluarga, biasanya juga dilakukan oleh sebagian umat Katolik sesudah perayaan Natal di gereja. Mereka juga membawa beragam bunga, minyak wangi serta perlengkapan lain dan mendaraskan doa rosario. Meski sebagian memeluk Katolik, namun ziarah juga dilakukan di makam keluarga yang beragama Islam, karena sebagian kerabat memeluk agama yang berbeda. 
Dalam kegiatan Natal ini, selain ziarah makam juga dilakukan pertemuan keluarga atau reuni, saling kunjung keluarga terdekat untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan sesama.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : Koko Triarko / Foto : Henk Widi

Lihat juga...