Urunan, Tradisi Saling Bantu di Kalangan Petani Kabupaten Sumenep

SABTU, 24 DESEMBER 2016

SUMENEP — Tradisi saling bantu-membantu atau yang dikenal dengan istilah ‘urunan’, hingga kini masih dilakukan oleh para petani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kebiasaan saling membantu dalam mengerjakan aktivitas di bidang pertanian itu, merupakan warisan peninggalan nenek-moyang yang bertujuan mempererat tali persaudaraan di antara para petani.
Sejumlah petani di Sumenep tampak sedang mencangkul.
Biasanya, tradisi urunan atau saling membantu itu dilakukan para petani di Sumenep, ketika mulai memasuki musim tanam. Para petani secara bergiliran mengolah lahan dengan mendatangi satu-persatu lahan milik petani. Mereka membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang, yang semuanya dari mereka memiliki lahan pertanian. Sehingga, ketika waktunya mengerjakan lahan atau pekerjaan lain yang masih berhubungan dengan pertanian, ia harus membuat jadwal agar tidak bersamaan.
“Tradisi Urunan atau yang dikenal saling membantu di kalangan petani sampai sekarang tetap berjalan. Selain untuk melestarikan tradisi warisan peninggalan nenek-moyang, juga untuk saling membantu di bidang pertanian agar dapat mempererat tali persaudaraan antar petani. Tradisi itu perlu kita jaga agar tidak punah,” kata A. Fauzi (38), salah seorang petani di Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Sabtu (24/12/2016).
Disebutkan, dalam tradisi urunan, petani tidak mengharapkan upah atau bayaran. Namun, mereka diberi jatah makan selama tiga kali, sehingga di antara mereka yang bergiliran melakukan aktivitas pertanian di lahannya masing-masing tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pekerjaan tersebut. Karenanya pula, saling membantu antara petani satu dengan petani lain tetap utuh, karena mereka tidak pernah mengharapkan sesuatu yang berbentuk materi.
“Jadi, dengan saling membantu seperti itu, petani tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk bertani, karena semua pekerjaan yang masuk dalam Urunan tidak mengeluarkan biaya atau ongkos. Hal itu dapat meringankan beban petani untuk bercocok tanam,” jelasnya.
Dalam tradisi urunan, para petani biasa bekerja secara bersama-sama, baik dari awal penggarapan lahan hingga masa panen tanaman yang ada di lahan mereka. Tetapi, kebiasaan tersebut biasanya hanya dilakukan di saat musim tanaman tertentu yang pekerjaannya banyak, seperti tanaman tembakau dan cabai. Sedangkan tanaman padi dan jagung tidak begitu banyak petani yang melakukan tradisi urunan, bahkan petani memilih mempekerjakan orang untuk menggarap lahan pertaniannya. 

Jurnalis : M. Fahrul / Editor : Koko Triarko / Foto : M.Fahrul

Lihat juga...