Mengenal Tradisi Penamat Dulang, Cara Peringati Maulid Nabi Ala Masyarakat Pulau Lombok

SABTU, 24 DESEMBER 2016

LOMBOK — Setiap daerah di Indonesia memiliki corak dan keragaman luar biasa. Tidak saja terkait keindahan alam, objek wisata, suku dan agama, tapi juga corak seni budaya serta adat istiadat. Termasuk dalam Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) Kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau biasa disebut Maulid Nabi Muhammad bagi umat muslim.
Penamat Dulang.
Beragama cara dilakukan umat muslin merayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di Lombok, misalnya, perayaan Maulid Nabi, selain dirangkaikan dengan acara pengajian (tausiyah) dengan mengundang Tuan Guru (Kyai), juga dengan membuat jajanan yang disebut penamat dulang.
Penamat dulang adalah tumpukan berbagai jenis jajanan yang disusun dalam beberapa nampan, untuk dinaikkan ke masjid usai acara pengajian disampaikan oleh sang kyai, untuk dibawa pulang oleh jamaah laki-laki yang datang dari desa lain di acara puncak Maulid Nabi di suatu desa atau kampung.
Aneka jajanan khas masyarakat suku Sasak Lombok seperti keciput, renggi, angin-angin, tarek dan sejumlah jajanan lain, termasuk jajanan yang dibeli di pasar, disusun dalam jumlah banyak di atas nampan dengan ketinggian hingga setengah meter.
“Tradisi menaikkan penamat dulang ke masjid di kalangan masyarakat Lombok, merupakan tradisi turun-temurun dari nenek-moyang, sebagai bentuk ekspresi kecintaan kami sebagai umat muslim Lombok memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW,” kata Sahril, warga masyarakat Desa Banyu Urip, Lombok Tengah kepada Cendana News, Sabtu (24/12/2016).
Tradisi menaikkan penamat dulang, juga sebagai bentuk kesyukuran masyarakat atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan rizki hasil pertanian yang melimpah.
Dijelaskan, seminggu sebelum acara puncak perayaan PHBI Maulid Nabi Muhammad SAW, warga biasanya mulai membuat aneka macam jajanan untuk dinaikkan ke masjid, untuk dibawa pulang menggunakan plastik sebagai berkat (oleh-oleh) bagi tamu undangan yang hadir.
“Tradisi menaikkan penamat dulang ke masjid pada perayaan PHBI Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri kebanyakan hanya banyak terdapat di Pulau Lombok, khusus bagian selatan,” tutupnya.

Jurnalis : Turmuzi / Editor : Koko Triarko / Foto : Turmuzi

Lihat juga...