Buku Ayat-Ayat yang Disembelih Ingatkan Bahaya Komunisme Kepada Masyarakat

SABTU, 30 JANUARI 2016
Jurnalis: Adit / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Adit

BANDUNG—Berharap tidak terulang kembali zaman komunisme yang dimotori oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu penulis buku Ayat-ayat yang Disembelih, Thowaf Zuharon, mengingatkan kepada generasi muda agar memahami mengenai hal tersebut. Ia berharap, anak-anak muda tetap menjunjung tinggi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pembicara dan peserta menyanyikan Lagu Indonesia Raya sebelum acara dimulai

“Kalau generasi muda menerima informasi dan ilmu tentang komunisme, jangan hanya konteks ilmu kulit luarnya saja. Tapi dilihat juga bagaimana dampak buruknya,” kata Thowaf Zuharon saat bedah buku di Gedung Lanmark, Kota Bandung, Sabtu (30/1/2015).
Thowaf mengatakan, di dalam bukunya yang juga ditulis bersama Anab Afifi, menjelaskan detil tentang kekejaman yang dilakukan oleh PKI. Sebanyak 45 kisah dari para saksi hidup zaman komunis itu, disajikan ke dalam buku ciptaannya itu.
“Yang perlu dicatat, PKI itu melakukan rekor dengan membunuh Menteri Pertahanan Indonesia pertama,” ucapnya.
Menurut Thowaf, ideologi komunisme tidak laris di tanah Jawa Barat yang memiliki tanah subur dan kaya sumber daya alam. Bahkan, ideologi tersebut lebih banyak dilakukan daerah-daerah miskin seperti Madiun dan Purwodadi.
“Mungkin DN Aidit saat melakukan doktrin bertemu dengan masyarakat seperti Kabayan, yang berpikir tidak kerja saja bisa makan, maka tidak akan berhasil. Tapi ideologi itu berhasil di daerah-daerah gersang dan miskin pada saat itu,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengatakan, buku ciptaannya penting untuk dibaca oleh siapapun guna menyadarkan kembali bahaya ideologi komunisme, terutama untuk generasi muda.
“Jadi untuk menyadarkan kembali kepada kita akan bahaya laten komunis bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indinesia dan generasi yang akan datang,” jelasnya. (Aditya)
Lihat juga...