![]() |
Pembicara dalam acara bedah buku Ayat-ayat yang disembelih Anab Afifi, Thowaf Zuharon, Letkol Eko Ismadi, Stevi Andriani |
Tren
- Indonesia: Usia 80-Parameter Konstitusi
- One Piece: Awal Delegitimasi Psikologis dan Sosial?
- Kamardikan Rosopitu: Tujuh Seniman Menyulam Rasa Merdeka
- Jokowi & Pergeseran Isu Struktural – Personal?
- Simfoni Delapan Dekade, Harmoni Menuju 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
- Lembaga Sensor Film Luncurkan Situs Ramah Disabilitas dan Inklusif
- Jakarta Perlu Program Massal PISA
- Titiek Soeharto Dukung Pengembangan Peternakan Modern di Gunungkidul
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
SABTU, 30 JANUARI 2016
Jurnalis: Aidt / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Adit
BANDUNG—Sejarah yang berdasarkan fakta dari para saksi mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) sejak tahun 1945 hingga 1968, kini dituangkan ke dalam sebuah buku yang berjudul “Ayat-ayat yang disembelih” karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon. Buku yang disajikan dengan gaya bercerita ini mengungkap gambaran detil pada masa kejadian yang tidak hanya bersumber dari referensi teks.
Anab Afifi mengaku telah melakukan wawancara 35 saksi hidup yang terdiri dari korban, kerabat, dan keluarga korban keganasan PKI di Jakarta, Solo, Ngawi, Madiun, Magetan, Ponorogo, Kediri, Blitar, dan Surabaya. Menurutnya, buku tersebut adalah untuk memperjelas sejarah yang belum jelas.
“Jadi buku ini adalah sisi dari kisah faktual, kalau sejarah kan secara luasnya. Saya memwancarai 35 orang saksi, ini cerita dari mereka dan memperjelas apa yang belum jelas,” kata Anab usai bedah buku di Gedung Landmark, Kota Bandung, Sabtu (30/1/2016).?
Sebagai penulis, Anab pun menuangkan pesan-pesan untuk para pembaca mengenai komunisme. Bahkan, ia mengaku salah satu anggota keluarganya merupakan korban kekejaman dari PKI.
“Pesannya agar pembaca memiliki kesadaran soal komunisme, bagi yang tidak tahu komunis seperti apa. Yang berkembang itu kan PKI itu buatan milter dan sebagainya. Ayahnya kakek saya menjadi korban pada zaman PKI,” tegasnya.
Lihat juga...