Pada era revolusi Industri abad ke-19 (1800–1900): Inggris dan AS mulai membangun jaringan universitas besar. Terdapat sekitar 600–800 universitas di dunia.
Pada era modern dan kontemporer: AS memimpin sejak abad 20. Didorong universitas riset (Harvard, MIT, Stanford). RRC kini meningkat melalui universitas top (Tsinghua, Peking). Universitas juga jadi pusat teknologi (AI, biotech, quantum computing). Kini sudah ada lebih 30.000 universitas di dunia.
Bukan pada jumlah, akan tetapi juga kualitas. Berapa banyak negara memiliki universitas terbaik di dunia akan mempengaruhi peranannya dalam memimpin peradaban.
Sebagai gambaran sebaran top 100 universitas di dunia masih didominasi negara-negara barat.
Amerika Serikat (USA): 38–40, Inggris (UK): 12–14, Cina (Mainland + Hong Kong) 8–9: (5 mainland, 3–4 HK), Australia: 5, Swiss:2, Singapura:2, Kanada:2. Jerman:2, Korea Selatan:2, Jepang:2, Belanda:1, Malaysia:1, Argentina:1, Brasil:1, Meksiko:1. Belgia:1, Taiwan:1, Denmark:1.
Universitas 100 terbaik dunia ada di 17 negara itu. Indonesia masih berada pada urutan 200-300. Belum ada yang maasuk top 100.
Jika mengacu kualitas institusi intelektual itu, Indonesia masih harus bekerja keras menyetarakan diri dengan negara-negara maju. Baik mendorong universitas-universitas di Indonesia masuk jajaran top 100. Maupun mengirim mahasiswa-mahasiswa terbaik masuk universitas top 100 dunia.
- ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)