ASEAN Way: Orba dan Reformasi

Ketegangan dengan Malaysia (Konfrontasi pasca-1965). Pasca Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963–1966), hubungan kedua negara sangat tegang. Langkah backchannel Presiden Soeharto: menjalin kontak pribadi dengan PM Tunku Abdul Rahman melalui utusan tidak resmi(backchannel envoys). Mendorong pendekatan budaya dan ekonomi, termasuk pertukaran rahasia (inteleijen saol komunisme) untuk menghindari keributan diplomatik. Menugaskan diplomat-diplomat senior seperti Adam Malik untuk menjalin komunikasi bilateral informal, sebelum normalisasi resmi.

Integrasi Timor Timur (1975–1999): jatuhnya rezim Salazar di Portugal. Timor Timur menjadi daerah konflik. Sebagin faksi meminta integrasi dan disambut Indonesia. Backchannel diplomacy Presiden Soeharto: membangun komunikasi informal dengan negara ASEAN. Agar tidak mengutuk keras integrasi tersebut secara terbuka. Menggunakan jalur-jalur personal dengan Australia dan Amerika Serikat untuk mengurangi tekanan internasional. Mengirim tokoh-tokoh seperti Benny Moerdani dan diplomasi militer-ke-militer untuk menjelaskan posisi Indonesia di balik layar.

Pendekatan dengan RRC (Pasca putus hubungan diplomatik 1967–1990).
RI–RRC putus hubungan diplomatik sejak G30S/PKI. RRC dinilai terlibat dan mendukung PKI. Backchannel Diplomasi Soeharto: menjaga komunikasi tidak resmi melalui perantara seperti Singapura dan Thailand. Membangun kerja sama ekonomi dan perdagangan secara diam-diam sebelum membuka hubungan diplomatik (1990). Soeharto secara pribadi menjaga komunikasi tidak langsung dengan Deng Xiaoping melalui jalur intelijen dan tokoh bisnis Tionghoa.

Lihat juga...