Kementerian Kebudayaan Luncurkan Program Laboratorium Penerjemah dan Promotor Sastra

Sementara itu, Laboratorium Promotor Sastra bertujuan untuk membekali para agen dan
promotor sastra dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperluas jaringan dan akses karya sastra Indonesia di dunia internasional.

Materi yang diberikan mencakup agensi sastra, hak cipta, strategi pitching, pemasaran hak terjemahan, serta negosiasi kontrak penerbitan.

Pendaftaran program ini dibuka pada 26 Mei hingga 15 Juni 2025 (untuk Penerjemah Sastra) dan 26 Mei hingga 16 Juni 2025 (untuk Promotor Sastra), sementara pelaksanaan kelas akan dimulai pada Juli hingga September 2025, berlangsung secara luring dan daring. Informasi lengkap kedua program tersebut juga tersedia di akun resmi media sosial Instagram@pusbangfilm dan @kemenkebud.

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad
Mahendra, dalam kesempatan ini mengatakan, “Seperti arahan dari Bapak Menteri, ada lima ekosistem yang tengah diperkuat, yakni ekosistem film, musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan yang kini sedang sangat berkembang, yaitu ekosistem sastra.

Kebetulan, sebelumnya kami menangani ekosistem film, sebagai Direktur Perfilman, Musik, dan Media.

Perkembangan dunia film sangat menggembirakan. Harapannya, semangat yang sama juga tumbuh di ekosistem sastra, dan bersama-sama kita menjadikan sastra Indonesia mendunia serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri.”

Ia juga menjelaskan, dalam pemetaan awal terhadap ekosistem sastra, dirinya telah banyak
berdiskusi dengan berbagai pihak.

“Walaupun belum mencakup semuanya, langkah ini menunjukkan semangat kita untuk menguatkan ekosistem sastra—yang sejatinya sudah punya sejarah panjang dan kuat di Indonesia. Dulu, sastra Indonesia sangat hidup dan berpengaruh.

Lihat juga...