Kementerian Kebudayaan Luncurkan Program Laboratorium Penerjemah dan Promotor Sastra
Sudah saatnya kita kembali menempatkannya di panggung nasional dan internasional,”
pungkasnya.
Ia menambahkan, untuk memperkuat ekosistem sastra, dipetakan ke dalam lima ranah utama, yakni kreasi dan produksi, diseminasi, konsumsi dan apresiasi, internasionalisasi,
serta penguatan SDM dan infrastruktur.
Salah satu narasumber yang akan menjadi mentor pada program ini, Lara Norgaard, penulis esai dan penerjemah fiksi Indonesia, Brasil, dan Amerika Latin, melalui video mengungkapkan antusiasmenya terlibat aktif sebagai mentor Laboratorium Penerjemah Sastra.
Ia berharap program ini dapat menjadi ruang pembelajaran dan kolaborasi bagi penerjemah-penerjemah pemula Indonesia.
Senada dengan itu, Jérôme Bouchaud, agen sastra di Astier-Pecher Literary Agency yang
berbasis di Paris, yang juga sebagai mentor Promotor Sastra menyebutkan Sastra Indonesia
memiliki potensi yang kuat untuk dikenal secara internasional.
“Kita perlu lebih cermat dalam mengidentifikasi potensinya, mengangkatnya kembali, dan mengembangkannya. Dalam laboratorium ini, peserta akan dibimbing mulai dari dasar-dasar profesional hingga simulasi praktik, termasuk bagaimana menyusun naskah, membangun kepercayaan dengan penulis, memahami hak cipta dan kontrak, serta mempersiapkan karya terjemahan untuk memasuki pasar internasional, sebutnya dalam video yang ditayangkan pada diskusi publik,” ujarnya.
Diskusi publik ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Promosi, Diplomasi, dan Kerja Sama Budaya, Endah T.D. Retnoastuti; Direktur Bina SDM, Lembaga, Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti; Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal; dan Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Anissa Rengganis.