MEMBACA PERAN NU ABAD KE-2

Oleh: Abdul Rohman Sukardi (ARS)

Lembaga-lembaga pendididikan NU akan terus tumbuh secara kuantitas dan kualitas. Peran sosial-politik dengan sendirinya akan semakin menguat. Begitu pula akumulasi kekuatan ekonomi ummat dari kalangan nahdhiyin akan semakin besar. Khususnya dalam membentuk budaya ekonomi syariah. Walau saat ini belum dikelola melalui konsolidasi yang baik.

Usai konsolidasi abad pertama, NU kini melangkah peran abad kedua. Tercermin dari rekomendasi fiqih peradaban yang dihasilkan mengiringi momentum satu abad kelahirannya.

Pertama, NU tidak lagi inward looking. Tidak hanya konsolidasi kedalam dirinya dan negara Indonesia saja. NU kini mulai outward looking. Meneguhkan peranananya dalam percaturan internasional.

Rekomendasi fiqih peradaban itu hendak membawa ummat Islam keluar dari cara pandang lama. Cara pandang bahwa untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat internasional dilakukan dengan menyatukan umat Islam di bawah naungan tunggal sedunia atau negara Khilafah. Cara pandang lama ini harus digantikan dengan visi baru demi mewujudkan kemaslahatan umat.

Menurut pandangan NU, upaya mendirikan negara khilafah dalam kenyatannya berlawanan dengan tujuan-tujuan pokok agama atau maqashidu syariah. Ialah menjaga nyawa, menjaga agama, menjaga akal, menjaga keluarga, dan menjaga harta.

Bagi NU cara yang paling tepat untuk mewujudkan kemaslahatan umat Islam sedunia (al-ummah al-islamiyyah) adalah dengan memperkuat kesejahteraan dan kemasalahatan seluruh umat manusia. Baik kesejahteraan dan kemaslahatan muslim maupun non-Muslim. Serta mengakui adanya persaudaraan seluruh manusia, anak cucu Adam (ukhuwah basyariyyah).

Lihat juga...