Abad pertama merupakan abad konsolidasi bagi NU. Mempersiapkan infrastruktur perjuangan pembangunan peradaban. Peradaban yang sumber nilainya bersumber pada ajaran Rasululloh Muhammad SAW.
Dalam rentang itu pula gerakan ini menghadapi tantangan yang tidak sederhana. Bersama segenap elemen, NU menghadapi tantangan untuk memerdekakan Indonesia dari kolonial.
Tahun 1948 dan 1965 juga menghadapi benturan kuat dengan PKI. Banyak Kyai dibunuh. Anggota NU dipersekusi. Tahun 1965 melakukan perlawanan dan akhirnya PKI bertumbangan.
Peradaban adalah sistem ilmu pengetahuan. Sistem Ekonomi. Juga sistem pemerintahan. NU memasuki dan berusaha mencoraki semuanya.
NU memiliki kultur keilmuan bersanad. Disiplin keilmuan ini dikembangkan melalui pesantren-pesantren secara berjenjang. Lulusannya mengkloning sistem itu. Berdirilah Lembaga-lembaga pendidikan yang menyebar di banyak wilayah.
Kini lembaga pendidikan-lembaga pendidikan pesantren telah melengkapi diri dengan manajemen dan kurikulum pendidikan modern. Mix program ditempuh. Pendidikan keagamaan dengan referensi khasanah keislaman klasik dipadukan dengan pendidikan science.
Outputnya banyak merangsek memasuki pendidikan tinggi modern. Kemudian mengisi ruang-ruang peran publik dalam sistem modern. Baik dalam pemerintahan, lembaga bisnis, maupun NGO. Berbeda dengan beberapa dekade lalu. Output pesantren salaf murni tidak bisa berkiprah dalam institusi-institusi moderen. Ijasahnya tidak diakui.
Secara ekonomi, kesadaran syarí para jamaahnya yang banyak (merupakan organisasi muslim terbesar di dunia), secara tidak langsung juga membangun ekonomi syariah. Walau tidak harus terlembaga secara formal. Ekonomi syariah tergerak oleh kesadaran kegamaan yang semakin meningkat.