Kuliner, mode, sistem keuangan. Dibentuk oleh cara pandang kesadaran keagamaan yang semakin meningkat dari warga muslim itu sendiri. Walau sering dituding sangat moderat, warga NU memberi kontribusi tidak sedikit.
Dalam bidang pemerintahan peran kader-kader NU semakin signifikan. Bukan saja oleh output SDM NU dari pendidikan modern. Signifikansi itu juga adanya ruang demokrasi yang semakin terbuka. Pemilu langsung dan diberlakukannya sistem proporsional terbuka menjadi kanalisasi mobilitas vertikal warga NU. Untuk memasuki ruang-ruang peran dalam kebijakan publik.
Keunggulan kader-kader NU dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah konsistensinya dalam mewujudkan peradaban Pancasila. Bagi NU, NKRI merupakan bentuk final format bernegara bagi masyarakat Nusantara. Pancasila merupakan dasar negara dan idiologi bangsa. Secara konsisten dipegang teguh sebagai pemandu gerak pembangunan bagi segenap lapisan masyarakat. Satu sikap yang agak meredup ditemui dalam ormas-ormasi lain pada saat ini.
Sebagai gerakan sosial, NU memiliki sistem kaderisasi yang tidak mudah diimbangi oleh organisasi keagamaan lain. NU memiliki tradisi Yasinan, Sholawatan, Khataman rutin, Tahlil. Semua itu pada akhirnya menjadi media dalam memasukkan Islam sebagai tradisi di tengah-tengah masyarakat. Ketika Islam telah terintegrasi sebagai budaya, maka keberadaannya ditengah-tengah masyarakat akan sangat kuat.
Adanya visi yang terarah (tradisi salafush sholih) dan manajemen organisasi yang semakin baik dan meluas, menjadikan NU dengan sendirinya tergerak secara kolektif sebagai mesin perubahan. Mesin pembangunan peradaban.