Petani Teluk Pandan Terapkan Sistem Jajar Legowo, Gantikan Sistem Acak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sempat mengalami kesulitan dalam proses penanaman, Nurkomariah, kini menerapkan sistem jajar legowo.

Petani di Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung itu menyebut, dia adalah wanita yang bersentuhan dengan sistem tanam. Wanita pun bisa menjadi buruh tanam, matun (pembersihan gulma), hingga panen.

Nurkomariah menyebut penerapan sistem jajar legowo (Sijarwo) merupakan anjuran dari penyuluh pertanian.

Selama puluhan tahun petani sebutnya menerapkan sistem acak. Penanaman atau tandur sistem acak sebutnya lebih cepat karena tidak memakai aturan khusus jarak tanam. Buruh tanam bahkan bisa menanam mundur dengan sistem acak agar penanaman cepat dilakukan.

Beberapa tahun silam, sistem tanam jajar legowo dikenalkan. Meski awalnya sulit diterapkan petani terutama para buruh tanam, kini semua petani menerapkannya.

Nurkomariah menyebut semula memakai tali yang dibentangkan. Namun sistem penggunaan caplak jajar legowo atau alat penggaris lebih mudah diterapkan. Tujuannya agar pola garis bisa dibuat ulang tanpa tali.

“Adaptasi penggunaan pola tanam jajar legowo memang butuh proses lama karena penyesuaian, pola tanam bibit yang teratur dengan perhitungan jarak tanam memungkinkan petani terutama buruh matun lebih mudah menyiangi gulma. Saat proses pemupukan dengan masuk ke petak alur tanaman bisa lebih mudah digunakan untuk berjalan,” terang Nurkomariah saat ditemui Cendana News, Senin (23/8/2021).

Sistem tanam acak sebut Nurkomariah berimbas rumpun tanaman padi rapat. Imbasnya saat proses matun atau penyiangan gulma kerap sulit dilakukan.

Produksi bulir padi yang dihasilkan lebih terbatas imbas penerapan pola tanam yang rapat. Melalui penanaman dengan sistem tegel produksi bulir padi lebih meningkat. Meski bukan inovasi baru, sistem tersebut kini banyak diterapkan petani.

Lihat juga...