Desa Kajowair Perangi ‘Stunting’ dan Galakkan KB
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu desa locus stunting dan memiliki pasangan usia subur terbanyak di kecamatan ini.
“Sejak tahun 2019 kami mulai memerangi angka stunting, gizi kurang dan ibu hamil,” sebut Kepala Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, NTT, Silvester Moa saat ditemui di Desa Geliting, Senin (23/8/2021).
Silvester menyebutkan, Desa Kajowair memiliki jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Hewokloang sebanyak 2.022 orang.
Dia katakan, di desanya pasangan usia subur berjumlah 278 orang dan untuk tahun 2021 saja baru semester pertama sudah lahir 21 anak dan minimal setahun lahir 25 hingga 30 anak.
Ia mengakui, tahun 2019 pernah terjadi diskusi di kecamatan, bagaimana supaya desanya masuk kampung KB untuk menurunkan tingkat kelahiran.
“Dalam setahun lahir 25 sampai 30 anak, sementara di desa lain paling hanya 5 sampai 10 anak saja. Ini juga pekerjaan berat selain menangani stunting,” tuturnya.
Silvester memaparkan, penanganan stunting di desanya dimulai tahun 2019 dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama sebulan untuk anak usia di bawah 2 tahun.
Selain itu tambahnya, untuk penanggulangan gizi kurang, diperuntukkan bagi anak usia 2 hingga 5 tahun dan ibu hamil yang berisiko maupun tidak.
Sambungnya. tahun 2020 PMT tetap berlanjut selama 3 bulan, meskipun dana desa dipotong untuk penanganan Covid-19.
“Tahun 2019 ada 64 anak stunting dengan alokasi dana secara keseluruhan sekitar Rp30 juta. Kami berhasil menurunkan angka stunting hingga tersisa 32 anak di tahun 2020,” ujarnya.