Rebut Kekuasaan, PKI Lakukan Operasi Militer dan Politik
Fase Penyelamatan
Operasi militer G30S/PKI pada tahap ini dilakukan dengan pengerahan pasukan untuk melakukan serangan terhadap pergerakan pasukan Kostrad merebut RRI-Telkom atau untuk merebut kembali RRI-Telkom yang telah diduduki Kostrad. Setelah memperoleh informasi pergerakan pasukan Kostrad, pimpinan komplotan G30S/PKI menjadi panik dan menyusun skenario perlawanan dengan dalih membela Presiden.
Pukul 18.00 WIB. tanggal 1 Oktober 1965 Brigjen Soepardjo menemui Presiden Soekarno dan meminta otorisasi membela Presiden Soekarno dari serangan Mayjen Soeharto (Kostrad), namun permintaan itu ditolak. Hal ini didukung fakta munculnya beberapa unit truk Pemuda Rakyat bersenjata dari Lubang Buaya, yang pada pukul 18.45 WIB. menduduki Gedung Front Nasional, lokasinya berada di dekat Telkom.
Mayjen Soeharto segera mengirim Batalyon 530/Para Brawijaya yang berhasil dinetralisasi dan berpihak ke Kostrad, untuk mengamankan gedung. Interogasi terhadap Pemuda Rakyat bersenjata yang ditangkap, diperoleh keterangan adanya 3.000 personel dari mereka yang dipersenjatai AURI dan berkeliaran di Jakarta.
Atas permintaan otorisasi Soepardjo itu Presiden Soekarno tentunya menyadari dirinya akan diadu oleh komplotan G30S/PKI, yaitu orang-orang yang beberapa jam sebelumnya mendemisionerkannya dari Kabinet Dwikora, dengan Mayjen Soeharto.
Presiden tentu ingat betul Mayjen Soeharto merupakan sosok jenderal paling setia dan kompeten, yang dengan caranya sendiri, tetap berpijak pada garis hirarki komando, telah membebaskan Presiden Soekarno dari kudeta tanggal 3 Juli 1946, menyelamatkan harga diri Presiden Soekarno yang ditawan Belanda melalui peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Operasi Mandala Pembebasan Irian Barat.