Bibit Siklon di Barat Daya Indonesia, tak Berdampak Signifikan
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Kabid Prediksi dan Peringatan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, mengatakan adanya bibit Siklon yang muncul di barat daya Indonesia setelah adanya Siklon Seroja, tidak mempengaruhi cuaca di Indonesia secara signifikan.
“Sistem bibit Siklon tersebut bergerak ke arah baratdaya, makin menjauhi wilayah indonesia. Sehingga dampaknya tidak lagi signifikan ke wilayah Indonesia,” kata Miming, saat dihubungi Cendana News, Rabu (7/4/2021).
Ia menjelaskan kepastian bibit siklon itu menjauh, adalah karena pergerakan sistem siklon tropis dipengaruhi oleh sistem rotasi bumi, sehingga umumnya akan makin menjauhi wilayah ekuator.

“Terpantau siklon geraknya akan makin menjauhi wilayah Indonesia, menuju ke arah barat-daya atau selatan,” ucapnya.
Bibit siklon 90S terpantau berada di sekitar Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat, tepatnya di 16.5 LS- 105.3BT, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knot di sekitar barat daya sistem, dan tekanan minimum 995 hPa.
“Bibit ini berada di dalam wilayah tanggung jawab TCWC Perth, Australia, dan hingga Selasa (6/4) pagi ini masih dinyatakan sebagai Tropical Low, karena masih belum memenuhi beberapa persyaratan sebagai siklon tropis menurut kriteria BOM,” urainya.
Citra satelit 6 jam terakhir menunjukkan pumpunan awan konvektif yang signifikan di sekitar pusat sistem. Kondisi lingkungan didukung oleh suhu muka laut hangat (29-30 °C), konvergensi lapisan bawah lemah (10-20 s-1), divergensi lapisan atas sedang (20-30 s-1), shear vertikal lemah (5-10 knot), dan vortisitas lapisan bawah kuat. Sirkulasi bibit 90S nampak cukup persisten dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 hPa, meski di lapisan 500 hPa, sirkulasinya sedikit bergeser ke selatan dan agak sedikit melebar.