Rebut Kekuasaan, PKI Lakukan Operasi Militer dan Politik
Terbunuhnya para jenderal itu tanpa disadari telah merobek kamuflase gerakan yang sejak awal dikemas dengan argumentasi menjemput para perwira yang tergabung dalam Dewan Jenderal untuk dihadapkan pada Presiden Soekarno atas perintah Presiden Soekarno.
Pembunuhan terhadap para jenderal itu tidak dibenarkan dari sudut apapun, sehingga dengan cepat memicu second line TNI AD, seperti halnya Mayjen Soeharto, mempersiapkan dan melakukan tindakan balasan. Bahkan andaikan pembunuhan itu atas perintah Presiden Soekarno, sebagaimana diargumentasikan para pimpinan G 30 S/PKI bahwa tindakannya untuk mendahului Dewan Jenderal yang hendak melakukan coup, eksekusi terhadap pimpinan TNI AD sudah merupakan alasan kuat bagi second line TNI AD untuk menuntut keadilan dengan memberi balasan pada para pelakunya.
Berbeda ketika proses penculikan tidak menyisakan bukti dan saksi-saksi adanya pembunuhan, second line TNI AD dalam waktu yang agak lama akan terus digelayuti kebingungan. Mereka akan berasumsi pimpinannya sedang dijemput paksa atau disandera dan dihadapkan kepada Presiden Soekarno untuk kemudian diadili. Walaupun tetap mencari pemimpinnya yang tengah diculik, secara emosional tidak menimbulkan efek dramatis sebagaimana ketika mengetahui pimpinannya telah ditembak mati di kediamannya. Second line TNI AD barangkali akan menuntut agar tuduhan terhadap para jenderal itu dibuktikan terlebih dahulu sebelum Presiden memutuskan sanksi. Sementara itu G30S/PKI dapat dijalankan sesuai skenario, di tengah kebingungan second line TNI AD dalam menemukan pimpinannya.