Gunakan Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan, Terumbu Karang Lestari

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kerusakan terumbu karang yang masuk kelas filum cnidaria kelas anthozoa berangsur pulih.

Rohmat, pegiat wisata berbasis lingkungan pesisir menyebut, mengingat kerusakan parah terumbu karang imbas tsunami 22 Desember 2018 silam, kontaminasi sulfur dan terjangan tsunami oleh aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau merusak biota laut.

Terumbu karang yang merupakan sekumpulan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan algae jenis zooxanthellae sebagian naik ke daratan. Kematian imbas tercerabut dari habitat alami di sekitar perairan Bakauheni, Rajabasa tak terselamatkan. Namun upaya rehabilitasi secara swadaya dilakukan warga pengelola pulau Mengkudu.

Teknik pelestarian terumbu karang dilakukan dengan transplantasi, penanaman ulang pada media yang telah dibuat di darat. Rohmat bilang sistem adopsi terumbu karang dilakukan dengan pengikatan bibit karang memakai rangka besi dan kawat. Sebagian media tanam berbentuk stupa dibuat untuk menanam terumbu karang sekaligus rumah ikan.

“Normalnya terumbu karang akan terbentuk sempurna setelah puluhan tahun sehingga dua tahun terakhir upaya mengembalikan kehidupan terumbu karang sebagai habitat alami biota laut, tempat berkumpul ikan sekaligus daya tarik wisata bahari, terus kita lakukan,” terang Rohmat saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (4/11/2020).

Garis pantai membentang dari wilayah Rajabasa hingga Ketapang sepanjang puluhan kilometer menjadi habitat alami terumbu karang. Selain kerusakan oleh faktor alam gelombang pasang, bencana alam penggunaan alat tangkap ikan berpotensi merusak ikan.

Racun ikan, bom ikan, jaring trawl jenis pukat harimau ikut menarik terumbu karang. Namun kini kesadaran nelayan meningkat.

Lihat juga...