Gumincuk

CERPEN MARIA M. BHOERNOMO

Biji-biji jarak yang ditanam ternyata cepat tumbuh subur dan cepat pula berbuah. Lantas tentara Jepang memaksa rakyat untuk memanen buah jarak dan langsung diangkut ke kapal-kapal perang yang berlabuh di pantai utara.

Banyak rakyat menderita kelaparan karena hanya menanam jarak, sedangkan semua persediaan beras, jagung dan gaplek telah dirampas oleh tentara Jepang.

Kelaparan semakin meluas dan mulai menelan korban. Hampir setiap hari ada rakyat yang mati kelaparan. Dan karena semua kelaparan, rakyat yang masih hidup tidak berdaya untuk menguburkan mayat-mayat yang mati kelaparan.

Tentara Jepang betul-betul kejam. Mereka tak peduli melihat banyak rakyat mati kelaparan. Semua gabah, jagung, gula dan garam yang tersimpan di lumbung-lumbung desa dirampas dan diangkut ke kapal-kapal perang.

Demikian pula semua buah-buahan seperti pisang, pepaya, mangga dan kelapa ikut dirampas hingga habis tanpa sisa. Mereka rupanya sangat membutuhkan banyak cadangan logistik untuk melanjutkan perang melawan tentara sekutu yang semakin kuat di kawasan Asia.

Ketika dilanda kelaparan, kakek mengajak nenek dan ibu untuk makan sayur-sayuran seperti kangkung, bayam dan daun singkong serta ubi-ubian untuk mempertahankan hidup. Dan lagi-lagi kakek terpanggil jiwanya untuk kembali menjadi Gumincuk.

Sendirian kakek menggotong mayat-mayat, dan sendirian pula kakek menggali lubang besar untuk dijadikan kuburan massal. Kali ini kuburan massal diberi nisan. Sementara itu semua tentara Jepang sibuk menyiapkan logistik untuk membantu kawan-kawan mereka yang sedang bertempur di medan perang.

Dengan membawa banyak logistik dari Jawa, tentara Jepang yang telah berlatih kamikaze kemudian berhasil menyerang pangkalan militer sekutu di Asia. Amerika pun sangat marah karena banyak tentara sekutu yang tewas dan banyak juga kapal perang serta pesawat tempur yang dihancurkan oleh tentara Jepang.

Lihat juga...