Pecut Ukiran Buatan Arik Banyak Diminati Pelaku Seni Kuda Lumping

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

MALANG — Pecut atau dalam bahasa Indonesia disebut cambuk merupakan salah satu benda yang wajib harus ada dalam pertunjukkan kesenian Kuda Lumping maupun Bantengan. Pecut biasanya digunakan pawang kuda lumping untuk memanggil makhluk halus atau menyembuhkan para pemain kuda lumping yang sedang kerasukan.

Pengrajin pecut kota Malang, Arik Sugianto, menunjukkan salah satu pecut ukiran buatannya saat ditemui di rumahnya Selasa (18/8/2020). Foto: Agus Nurchaliq

Pengrajin pecut kota Malang, Arik Sugianto mengatakan, pada kesenian rakyat seperti kuda lumping atau bantengan, pecut sebenarnya merupakan barang yang terlihat sepele tapi akan menjadi fatal jika sampai tidak ada.

“Karena Bantengan bukan bantengan kalau tidak ada pecut, kuda lumping bukan kuda lumping kalau tidak ada pecut,” jelasnya saat ditemui di rumahnya yang berlokasi di Lesanpuro, Kedungkandang, kota Malang, Selasa (18/8/2020).

Diakui Arik, ketertarikannya terhadap pecut sudah ada sejak lama, bahkan mulai dari kecil, tepatnya pada saat masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar (SD).

“Saat teman-teman bermain layang-layang, saya justru sibuk membuat pecut,” akunya.

Namun setelah tumbuh dewasa, karena mengikuti perkembangan zaman, Arik mulai meninggalkan hobinya tersebut. Baru kemudian sekitar 2015, Arik mulai kembali menekuni pembuatan pecut.

“Iseng-iseng saya buat pecut lagi, kok sama orang dibeli. Setelah itu bermunculan terus orang yang beli. Awal mula ada permintaan dari Tulungagung, kemudian Kediri, Nganjuk dan akhirnya seluruh Indonesia,” sebutnya.

Lihat juga...