Usaha Penjualan Buah Sokong Bisnis Kuliner di Lamsel

Editor: Makmun Hidayat

Pasokan dari distributor lokal ikut memberdayakan petani pekebun di wilayah tersebut. Penjualan buah segar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ikut terpengaruh oleh Covid-19. Sebab konsumsi buah yang meningkat menyebabkan penjualan ikut meningkat. Omzet penjualan buah segar bisa mencapai ratusan ribu per hari.

“Saat ada pesta hajatan pernikahan, permintaan buah jeruk dan salak selalu meningkat,” cetusnya.

Anisa, salah satu warga menyebut membeli buah jeruk dan mangga. Ia kerap membeli buah alpukat namun belum ada pasokan. Memiliki usaha penjualan minuman segar ia menggunakan buah jeruk dan mangga untuk pembuatan minuman jus. Lokasi penjualan buah segar yang dekat membuat ia menyiapkan stok terbatas di warung miliknya.

“Bahan pembuatan minuman berbahan buah stok terbatas untuk kebutuhan selama dua hari,” terangnya.

Buah mangga yang mudah diperoleh dari pedagang kerap dimanfaatkan untuk bumbu alternatif. Marniati, salah satu pemilik usaha kuliner menyebut memanfaatkan mangga untuk bahan pembuatan asam kering mangga. Proses pengeringan dengan cara mengiris mangga tipis selanjutnya dijemur akan menghasilkan buah untuk bahan bumbu masakan pindang ikan.

Asam mangga kering oleh warga Bugis disebutnya kerap dikenal dengan sebutan kaloko pau. Usai dikeringkan irisan mangga kering selanjutnya akan disimpan dalam wadah kedap udara. Penggunaan toples untuk mengawetkan asam mangga kering mendukung pembuatan kuliner Cotto Makassar, pindang palumara dan masakan berbahan ikan khas Bugis.

Buah mangga menurutnya mudah diperoleh dari pedagang di Bakauheni. Pasokan buah yang lancar membuat bahan untuk bumbu alternatif mudah diperoleh saat dibutuhkan. Selain dalam kondisi mentah buah mangga dan nanas kerap digunakan untuk pembuatan sambal. Sambal mangga dan nanas menjadi sajian pelengkap dalam masakan khas Bugis sehingga menambah cita rasa lezat.

Lihat juga...