Cuaca Terik Jadi Berkah Perajin Batu Bata di Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG, Cendana News – Cuaca terik hingga mencapai suhu 30 derajat Celcius menjadi berkah bagi para perajin batu bata di wilayah Lampung Selatan.

Srianto, perajin batu bata di desa Tanjungsari, kecamatan Palas, mengatakan cuaca terik berdampak positif pada kualitas batu bata.

Cuaca cerik membuat proses pengeringan lebih cepat dan sempurna. Ia juga tidak harus memakai plastik dan terpal, seperti saat musim hujan.

“Cuaca terik untuk kondisi fisik memang cepat haus dan berkeringat. Namun, untuk produksi batu bata justru mendukung pengeringan menjadi lebih cepat dan sempurna,” kata Srianto, Rabu (11/5/2022).

Srianto juga memiliki tips tersendiri agar tidak cepat dehidrasi. Yaitu, dengan rutin minum air kelapa muda.

Srianto menjelaskan, cuaca terik membuat kualitas batu bata lebih baik. Pengeringan yang sempurna oleh terik matahari, membuat batu bata lebih matang saat proses pembakaran.

“Sehingga batu bata kering sempurna, dan akan lebih keras. Tidak mudah pecah untuk bangunan,” katanya.

Selain mendukung proses pembuatan batu bata, panas terik bagi Srianto juga membantu mempercepat pengeringan kayu dan sekam.

“Sekam kulit padi dan kayu limbah penggergajian akan kering lebih cepat saat panas terik. Apalagi, kondisi saat pembelian masih basah,” ungkapnya.

Srianto mengaku menggunakan teknik oven pada proses pembakaran batu bata di tobong. Caranya, sekam ditaburkan pada sela susunan batu bata kering.

Setelah genap mencapai 20.000 hingga 22.000 ribu batu bata, proses pengeringan dilakukan.

Menurutnya, teknik oven bisa menghemat kayu. Adapun harga sekam Rp3.000 ukuran karung besar, dan kayu seharga Rp350.000 ukuran kendaraan L300.

Lihat juga...