Cuaca Terik Jadi Berkah Perajin Batu Bata di Lamsel

Editor: Koko Triarko

Kendati cuaca terik juga membuat bahan baku tanah cepat kering, namun Srianto punya solusi. Yaitu, dengan menyimpannyadi tempat lembap. Dan, selalu memberinya air sebelum pencetakan manual.

Menurut Srianto, membuat batu bata siap bakar butuh waktu hingga sebulan. Saat mengejar target, ia mencetak hingga malam hari.

Pesanan batu bata cukup banyak dari sejumlah pengembang perumahan, dan masyarakat yang akan membangun rumah.

Memasuki tahun 2022 ini, menurut Srianto harga per 1.000 batu bata di lokasi produksi mencapai Rp250.000.

Harga tersebut belum termasuk biaya bongkar muat dan kendaraan. Normalnya, batu bata sampai ke konsumen bisa mencapai Rp400.000 hingga Rp500.000, susai jarak.

“Pesanan sudah ada, tinggal proses pembakaran. Lebih cepat karena cuaca terik dalam dua pekan terakhir,” katanya.

Bagi Srianto, usaha batu bata menjadi mata pencaharian keluarga. Jenis pekerjaan tersebut mengandalkan terik matahari.

Hasil penjualan batu bata untuk menutupi biaya pembelian tanah, biaya operasional dan modal produksi selanjutnya.

Lihat juga...