Omzet Pedagang Kue Keliling Turun Akibat Sekolah Libur
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Pedagang kue tradisional yang berjualan secara keliling, di Palas, Lampung Selatan, Karim, selama ini menggantungkan hasil penjualannya di sejumlah sekolah. Namun sejak April lalu kebijakan belajar jarak jauh diterapkan, sehingga omzet penjualannya sangat menurun.
Menurutnya, pada kondisi normal ia menjual kue tradisional getuk lindri, pancong, lemet, ombus-ombus dan cemplon. Konsumen dominan guru dan siswa serta orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah. Sejak Covid-19 melanda hingga masa adaptasi kebiasaan baru, aktivitas di sekolah terhenti.
Ia pun berjualan kue tradisional keliling ke sejumlah pelanggan di permukiman dan kompleks perumahan. Kerap menjual kue dengan omzet lebih dari Rp500ribu, dalam tiga bulan terakhir hanya mendapat Rp300ribu.

“Produksi kue tradisional tetap berjalan normal namun dikurangi karena konsumen berkurang, saya memilih berjualan agar pelanggan tetap tidak kecewa karena ada yang selalu meminta dikirimi kue setiap hari,” terang Karim, saat ditemui Cendana News, Sabtu (18/7/2020).
Pelanggan tetap yang selalu minta dikirimi berbagai jenis kue, di antaranya toko dan kantor yang tetap beroperasi. Sejumlah kue tradisional yang disediakan berasal dari bahan singkong, pisang dan tepung tapioka. Berbagai jenis kue tersebut digunakan untuk menikmati kopi dan teh saat pagi hari. Hidangan kue tradisional dijual dengan rata-rata Rp1.000 per buah, sehingga terjangkau.