Sektor Pariwisata Paling Terpukul Dampak Covid-19

Editor: Koko Triarko

Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan (ke dua dari kiri) pada acara ISEF di Jakarta, beberapa waktu lalu. -Dok: CDN

Di sektor pariwisata, ada sekitar 13 juta tenaga kerja. Dan, terdampak sekitar 90 persen dirumahkan dengan tetap digaji tapi dipotong sesuai persentase, dan ada juga cuti dengan di luar tanggungjawab perusahaan.

“Kalau PHK, pesangon besar, perusahaan kadang tidak sanggup. Karena memang modal kerja semua pelaku usaha pariwisata itu relatif sedikit,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan, hampir 7.000 travel yang tergabung di ASITA ( Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) berhenti operasi, dan sekitar 37.000 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terkait dengan pariwisata, terdampak. Juga penjualan sektor retail, khususnya di pusat perbelanjaan turun 95 persen.

“Secara nasional, jika ini berlanjut penurunan pendapatan cukup besar, terutama devisa negara sekitar 1 milar dolar AS per bulan,” ujarnya.

Karena seperti diketahui, pada 2019 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) menyumbang sekitar USD 16,4 per bulan. Sedangkan wisatawan nusantara (wisnus) menyumbang devisa sebesar Rp290 triliun atau Rp 1,9 miliar per bulan.

Sehingga, kata dia, otomatis para wisatawan tersebut merupakan pasar besar industri pariwisata Indonesia, yang harus digarap dengan inovasi setelah pandemi Covid-19 berlalu.

“Ya, karena diprediksi wisatawan muslim baik domestik maupun international diprediksi akan melonjak hingga 2024. Inilah pasar yang bisa digarap setelah Covid-19 sirna,” pungkasnya.

Lihat juga...