Sektor Pariwisata Paling Terpukul Dampak Covid-19
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan, pandemi Covid-19 telah meruntuhkan semua sektor, tapi yang paling terdampak adalah sektor pariwisata, termasuk wisata halal. Secara dunia, sampai April 2020 sejak pandemi Covid-19 melanda, data dari World Traveland Tourism Council mencatat sudah berkurang sekitar 180 juta wisatawan.
“Bisa dibilang 100 persen semua negara mempunyai pembatasan destinasi wisata, dan kehilangan pendapatan sekitar 195 dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 20-30 persen. Diproyeksi jumlah wisatawan dunia akan turun 30-40 persen,” kata Riyanto, saat dihubungi, Senin (29/6/2020).
Dia menjelaskan, Indonesia pertengahan Maret 2020 semua aktivitas industri pariwisata terjun bebas ke titik nol. “Jadi bukan turun 40 persen lagi, tapi langsung titik nol, nggak ada income sama sekali. Bisa didilihat Maret sudah langsung turun 64 persen,” tukas Riyanto Sofyan, yang merupakan Komisaris Utama PT Sofyan Hotel Tbk.
Penurunan ini terjadi bulan Maret di minggu ke dua terakhir sejak ditemukan kasus Covid-19 di Depok, Jawa Barat, dan pada 11 Maret WHO (World Health Organization) menetapkan sebagai pandemi global. Kemudian Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sebagainya.
“Itu sektor pariwisata Indonesia langsung terjun bebas, ada 2.000 hotel yang terdampak dan 800 restoran tutup,” ujarnya.
Menurutnya, kalau dibandingkan dengan krisis 1998, itu penjualan masih berjalan, dan relatif pendapatan menurunnya pun sedikit. Tapi, memang biaya yang harus dikeluarkan (cost of fund) yang naik.
“Karena itu kan krisis keuangan. Tapi yang paling bagus pada krisis 1998, tidak berhenti beroperasi, karena ada income. Kalau sekarang ini langsung nol income-nya. Ini masalahnya,” ungkap Riyanto.