Pedagang Pasar Tingkat Maumere Kesulitan Bayar Utang

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Merebaknya wabah Covid-19, membuat berbagai usaha dan bisnis di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mati suri, bahkan terancam gulung tikar. Hal ini seperti yang dialami para pedagang di Pasar Tingkat Maumere.

Banyak pedagang, terutama penjahit pakaian dan aksesoris menjahit yang selama ini menempati lantai dua pasar yang berada di tengah Kota Maumere ini, hanya pasrah menunggu situasi kembali normal seperti sedia kala.

“Tahun 2001, saya mulai berbisnis alat olah raga di pasar ini, tetapi karena persaingan bisnis saya alihkan dengan melihat peluang berbisnis aksesori menjahit, sangat bagus,” kata Maria Agustina Otavin, pedagang di Pasar Tingkat Maumere, Jumat (5/6/2020).

Selama hampir 20 tahun berdagang, kata Maria, dirinya bisa membiayai kehidupan keluarga, bahkan menyekolahkan anak-anak hinggga sarjana.

Maria Agustina Octavin, salah seorang pedagang di Pasar Tingkat Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Jumat (5/6/2020). –Foto: Ebed Rosary

Namun merebaknya pandemi Corona, usaha yang dibangun selama ini seakan kembali ke titik awal, seperti memulai usaha karena praktis tidak ada pembeli sama sekali.

“Sejak April, tidak ada orang yang menjahit pakaian sehingga bisnis saya mati suri. Warga yang biasanya hilir mudik di pasar dan menjahit pakaian setiap harinya sudah tidak terlihat lagi,” ungkapnya.

Kondisi ini, sebut Maria, membuat para pedagang kesulitan untuk membayar cicilan utang setiap bulannya di koperasi dan bank yang dipergunakan untuk menambah modal usaha.

Dirinya menyesalkan, selama ini belum ada sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten Sikka selaku pemilik pasar, dengan pedagang terkait rencana merelokasi pedagang. Sebab, di lokasi pasar akan dibangun mall.

Lihat juga...