Upah Tinggi Faktor Penyelundupan Satwa Marak

Editor: Makmun Hidayat

Kepiawaiannya dalam menyelundupkan satwa menurutnya menyerupai jaringan. Sebab ia bisa lolos berkat adanya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang mempercepat transportasi. Sebelum tiba di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni ia telah menelpon oknum yang akan membawa mobil ke area pelabuhan. Penggunaan surat angkutan bebas (SAB) disebutnya memuluskan pengiriman satwa. Sebab oknum terkadang merupakan petugas kapal.

Upah hingga jutaan rupiah menurutnya cukup menggiurkan. Meski akhirnya tertangkap ia menyebut pelaku bisnis pengiriman satwa masih banyak. Asal burung menurutnya dari Pringsewu, Lampung Tengah, Jambi, Sumatera Barat. Meski berbeda orang ia menyebut modus yang digunakan tetap sama memanfaatkan oknum. Hasilnya digunakan untuk modal pengiriman satwa burung selanjutnya.

“Satu kali pengiriman dengan keranjang biasanya milik sejumlah pengepul burung lalu dikirim secara berbarengan,” tutur AFR.

Selain AFR, pelaku penyelundupan yang diamankan bernama AS asal Kecamatan Kuranji mengaku dijanjikan upah hingga jutaan. Terlebih ia membawa satwa berbagai jenis burung diantaranya dilindungi asal Sumatera Barat tujuan Jakarta. Sebagai cara mengelabui petugas ia memakai kendaraan pribadi seolah olah barang ekspedisi. Sekitar 87 keranjang berisi 650 ekor burung dibawa untuk dijual di Jakarta.

“Saya hanya pengirim karena pemilik burung menunggu di Jakarta tapi upah jalan juga sudah dikasih,” tuturnya.

Ia bahkan mengelabui petugas dengan menggunakan plat nomor kendaraan palsu bernomor polisi B 808 BF. Padahal sesuai dengan STNK kendaraan tersebut memiliki plat bernomor polisi BA 1131 OV. Perjalanan selama dua hari dari Padang menurutnya terhenti di Pelabuhan Bakauheni saat kendaraan miliknnya diperiksa petugas. Selain ratusan ekor burung, kendaraan pembawa diamankan oleh KSKP Bakauheni.

Lihat juga...