Teknologi Analisis Nuklir BATAN Bisa Identifikasi Polutan Udara

JAKARTA — Badan Teknologi Nuklir Indonesia (BATAN) memiliki teknologi dengan memanfaatkan nuklir untuk mengidentifikasi polutan yang berada di udara dan bahkan dapat membantu analisis asal dari polutan tersebut.

“Nuklir digunakan untuk menganalisis sampelnya dengan menembakkan sampel debu dengan sinar x-ray atau gama ray. Bedanya adalah sampel itu tidak akan rusak, sampelnya akan tetap utuh,” ujar peneliti kualitas udara BATAN Muhayatun Santoso ketika ditemui dalam acara workshop dan pameran BATAN-IAEA Collaborating Center di Hotel Kristal, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).

Dengan menggunakan teknik nuklir tersebut, Profesor Muhayatun dapat mengetahui jenis konsentrasi masa dengan mengetahuinya dari partikel paling kecil hasil dari penembakan sinar x-ray atau gama.

Perbedaan dengan alat-alat real time yang digunakan untuk mengukur polusi harian adalah alat tersebut hanya dapat mengukur konsentrasi polutan tanpa mengetahui kandungan apa saja.

Pakar kualitas udara itu sudah mengumpulkan ratusan sampel dari berbagai tempat di Indonesia untuk memperkaya data untuk penelitian polutan yang berada di udara di Indonesia.

Dari data tersebut selain dapat menemukan jenis polutan yang ada di udara, jika digabungkan dengan data-data sains lain seperti arah angin dan geografis maka dapat menarik berbagai kesimpulan lain seperti penyebab tingginya polutan tersebut.

Teknologi itu juga dapat dimanfaatkan dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di mana jika terjadi asap melewati batas negara dan daerah maka bisa dideteksi dari mana sebenarnya asap itu berasal, ditambah dengan gambar citra satelit untuk menjadi bukti.

Lihat juga...