Sistem Jarwo, Tingkatkan Produksi Padi Petani di Bekasi
Editor: Mahadeva
BEKASI – Musim kemarau panjang di 2019, tengah melanda berbagai daerah di Indonesia. Namun, hal itu sepertinya tidak menghalangi petani padi di Kampung Bagol, Kelurahan Jatiluhur, Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk tetap menanam dan memanen padi.
Petani di Kampung Bagol, yang memanfaatkan lahan milik PT PMU, mengklaim ada peningkatan produksi padi pada tahun ini. Hal itu, dicapai setelah memanfaatkan teknologi budidaya sistem tanam sistem jajar legowo (Jarwo).

Petani Jatiluhur menggunakan sistem 4-1, yakni empat baris padi dan satu ruang kosong. Penyusunan baris dengan jarak tertentu. “Saya baru dua kali ini, menggunakan sistem Jarwo untuk budidaya padi sawah. Hasilnya memang memuaskan, dibanding cara konvensional,” ujar Sumirta, Petani padi di Jatiluhur Kota Bekasi, Senin (23/9/2019).
Sebelum menggunakan sistem Jarwo, di lahan seperempat hektar hasilnya hanya berkisar lima sampai enam kuintal. Setelah menerapkan sistem Jarwo, bisa mendapatkan panen satu ton lebih, untuk areal yang sama. Teknologi Jarwo, disebut Sumirta, lebih mempermudahnya dalam perawatan. Terutama, untuk perawatan dan pengendalian hama penyakit. Keberadaan baris yang dikosongkan, memberi celah mata hari mudah masuk ke areal tanaman. Sehingga perkembangan tanaman menjadi lebih subur.
Sistem konvensional, sebenarnya sudah ada. Tetapi barisnya 25-25. Tanaman padi seperti tidak ada celah, karena jarak tidak diatur. Terlihat lebih padat, dan mekarnya padi jadi tertahan akibat kerapatan dari sistem tebar itu yang dilakukan. Meski kemarau saat ini petani seperti Sumirta tetap masih bisa panen. Sumirta menyebut, meski petani padi di Jatiluhur mengandalkan sistem tadah hujan, hal itu tidak terpengaruh musim kemarau. Mereka diuntungkan dengan adanya aliran air di Kalibagol.