Padamkan Api di Hutan, Pemerhati Lingkungan Butuh Pompa Punggung
Editor: Mahadeva
BALIKPAPAN – Untuk memadamkan api di hutan, relawan membutuhkan pompa punggung dan tandon portabel. Hal itu untuk solusi sulitnya akses mobil pemadam kebakaran masuk ke dalam hutan.
“Pompa punggung sangat efektif untuk memadamkan api di hutan, khususnya dalam pemadaman tahap awal,” kata Pemerhati Lingkungan sekaligus Manager Pronatura Agusdin, Senin (23/9/2019).
Agusdin menyebut, memasuki musim kemarau, untuk memperoleh air juga cukup sulit. Sehingga pompa punggung dan tandon portabel, menjadi upaya untuk mempercepat pemadaman api. “Kami juga minta bantuan ke pemerintah kota untuk bantuan alat tersebut. Mudahan-mudahan bisa dibantu, karena pompa punggung itu jangkauannya bisa empat meter. Kalau tandon portable bisa dibawa dengan mudah untuk persediaan air,” tandasnya.

Saat ini, ada enam titik baru karhutla di luar kawasan hutan lindung di Kalimantan Timur. “Ada yang 500 meter, satu kilometer dan tiga titik di das Manggar di dalam hutan yang masih dipantau. Karena kalau ada kayu tumbang dan ranting kering, terus ada lompatan percikan api bisa terbakar,” jelas Agusdin.
Pemantauan dilakukan bersama regu lain dan masyarakat di sekitar lokasi. Pada musim kering tahun ini, jumlah titik api turun apabila dibandingkan 2015 silam. Bahkan luas area yang terbakar juga berkurang. “Di 2015 mencapai 800 hektare, tahun ini terhitung hanya 20 hektare,” sebut pria yang telah mendapatkan penghargaan Kalpataru di 2006 tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memproyeksi kerugian aset kebakaran hutan dan lahan mencapai 672 hektare. Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim, Shahar Al Haqq, menjelaskan, titik terdampak utama ada di dalam hutan.