‘Ngoclok’, Cara Unik Warga Lamsel Berburu Gurita

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Penggunaan sejumlah alat tangkap tradisional dan unik untuk mendapatkan ikan, cumi-cumi, gurita, daln lainnya masih lestari di Lampung Selatan (Lamsel). Di antaranya, ngerawe dengan pancing, memasang bubu, jaring dan menyelam dengan tombak. Ada pula cara unik yang disebut ‘Ngoclok’.

Mulyadi, warga Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa,menyebut tekhnik ngoclok dilakukan memperhatikan fase air laut. Ngoclok hanya bisa dilakukan saat kondisi air laut surut. Lokasi pencarian gurita umumnya berada di dekat tubir, perbatasan antara perairan dangkal dan perairan dalam.

Selain itu, ngoclok bisa dilakukan pada sejumlah ceruk dipenuhi batu karang lokasi favorit persembunyian gurita.

Mulyadi, nelayan di pesisir Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, memperlihatkan gurita hasil penangkapan dengan cara ngoclok,Minggu (22/9/2019). -Foto: Henk Widi

Menurut Mulyadi, gurita merupakan salah satu bahan kuliner khas pesisir. Saat air laut surut, sebagian warga mencari gurita untuk dimasak. Selain itu, permintaan gurita makin meningkat dengan adanya tren memakan gurita mentah, atau Saknaji, di sejumlah restoran korea.

Kondisi tersebut menghidupkan kembali teknik ngoclok untuk mendapat gurita yang ditangkap dalam kondisi hidup.

“Awalnya, nelayan pesisir mencari gurita untuk umpan memancing, tetapi saat permintaan gurita meningkat, nelayan menampung gurita untuk dijual ke sejumlah restoran Korea,” ungkap Mulyadi, saat ditemui Cendana News, Minggu (22/9/2019).

Mulyadi menjelaskan, teknik ngoclok awalnya menjadi cara nelayan menangkap gurita dalam kondisi hidup. Peralatan yang dipergunakan  cukup sederhana, berupa batang bambu tamiang yang kecil namun kuat. Pada sejumlah wilayah, ngoclok bisa dilakukan memakai pelepah aren.

Lihat juga...