Kemarau, Petani di Lamsel Pilih Tanam Buah dan Sayuran
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Musim kemarau dan pasokan air minim yang melanda wilayah Lampung Selatan (Lamsel) dimanfaatkan petani untuk menanam komoditas buah dan sayuran (hortikultura). Di antaranya terong, sawi, kemangi, selada hingga tomat.
“Sayuran dan buah membutuhkan air lebih sedikit. Pemilihan komoditas sayuran karena berumur pendek sehingga cepat dipanen,” sebut Hapsah, petani di Desa Tanjungheran, Kecamatan Penengahan, Senin (5/8/2019).
Sayuran dengan usia panen satu bulan, mingguan lebih cepat dibanding padi. Selain itu permintaan yang tinggi membuat komoditas tersebut mengalami kenaikan harga di pasaran.
Selain menekan penggunaan air, penanaman sayur dan buah menjadi salah satu upaya dalam mencegah berkembangnya hama. Seperti yang disampaikan Sumadi, pengelola lahan buah melon milik Lilik warga Desa Tanjungheran.
“Penanaman jenis komoditas secara bergantian menjadi cara mencegah hama berkembang,” sebutnya.
Penanaman melon saat musim gadu (kemarau) diakui Sumadi ikut memberi sumber penghasilan bagi warga. Masyarakat setempat bisa menjadi buruh perawatan tanaman hingga masa panen.

Hasanah dan Nurhayati, buruh pengikat tanaman melon mengaku mendapat upah Rp40.000 per hari. Tanaman melon diakuinya akan diikat pada lanjaran agar bisa merambat sehingga buah menggantung.
“Saat musim tanam padi kami biasanya jadi buruh tanam padi namun kemarau beralih jadi buruh di lahan pertanian sayuran dan buah,” papar Hasanah.