Gudep Rama Shinta TMII Wujud Bakti Ibu Tien Soeharto
Editor: Koko Triarko
“Nah, aura itu harus dibangun oleh insan TMII. Jadi, kita ini di TMII bukan kerja, tapi kita ini orang TMII, ada prinsip rasa memiliki, peduli, dan terpanggil. Semangat kegotong- royongan dan kekeluargaan itu yang akan membangun aura itu. Tapi kalau masing-masing ego, tidak toleransi dan menghargai yang sepuh dan yang muda, nantinya ada sekat,” tukasnya.
Dia berharap, Gudep Rama Shinta TMII terus merangkul Gudep-gudep lain dari luar TMII dalam upaya menanamkan cinta Tanah Air dan budi pekerti kepada generasi muda.
“Gudep TMII, kalau tidak dibantu mereka, nggak banyak. Kita jadi ramai dan heboh ini bukan semata Gudep Rama Shinta, tapi keterlibatan Gudep lain,” ujarnya.
Pengurus Pramuka yang ada di luar TMII, yang ingin bergabung sangat terbuka lebar untuk bersinergi. Karena semangat visi misi TMII dan Pramuka menyatu dalam bingkai Gudep Rama Shinta.
“TMII adalah wahana pengembangan dan pelestarian budaya bangsa. Jadilah Rama Shinta identitas Gudep TMII yang menjunjung kebhinnekaan dan budi pekerti,” paparnya.
Selain Gudep Rama Shinta TMII, karya Ibu Tien Soeharto untuk gerakan Pramuka adalah mendorong lahan seluas 210 hektare berupa hamparan karet di Cibubur, Jakarta Timur, menjadi bumi perkemahan bagi anggota Pramuka.
Bumi Perkemahan Wiladatika (Widya Mandala Krida Bhakti Pramuka), demikian namanya, menjadi tempat perhelatan akbar Jambore Nasional. Perkemahan ini merupakan fasilitas terbesar di Asia Pasifik.
Berdasarkan data Kepustakaan Presiden, Bumi Perkemahan Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, juga sempat diganti namanya menjadi Bumi Perkemahan Pramuka Ibu Tien Soeharto.
Ada pun karya lain putri pasangan RM. Soemoharjomo dan R. Aj. Hatmanti, adalah membangun gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.