Gudep Rama Shinta TMII Wujud Bakti Ibu Tien Soeharto
Editor: Koko Triarko
Fungsi kepanduan yang universal, yakni berupa pembinaan budi pekerti, karakter, disiplin, solidaritas, tolong-menolong, saling menghormati dan menyayangi sangat melekat pada diri Ibu Tien Soeharto.
“Program-program Gudep Rama Shinta TMII terhiaskan fungsi kepanduan yang universal tersebut. Inti kegiatan Pramuka, seperti semapur, arang rintang, tali-temali, dan kemah tetap diterapkan kepada mereka,” ujarnya.
Pengurus Gudep Rama Shinta TMII, utamanya adalah jajaran pimpinan sampai staf. Sedangkan anggotanya adalah putra-putri karyawan TMII. Namun kemudian, jelas dia, berkembang yang sudah menjadi anggota Pramuka di sekolah-sekolah, mereka ekstrakulikuler bergabung di Gudep Rama Shinta TMII.
Dalam upaya mendukung gerakan Pramuka tetap berkembang di TMII, Ibu Tien Soeharto pernah berpesan kepada Djoko, agar terus menjaga dan melestarikannya.
“Pesan Ibu Tien Soeharto, siapa pun yang memimpin TMII, dititipkan bahwa Gudep Rama Shinta ini tidak boleh punah. Dan, seyogyanya banyak merangkul gugus depan yang lain, sinergi dan membuat acara yang ada nilai luhur budaya yang ditanamkan pada mereka,” ungkap Djoko, yang merupakan sesepuh TMII.
Karena upacara Pramuka itu hanya formalitas, maka tanamkan kreativitas. Mengingat pesan Ibu Tien Soeharto lagi, yakni saat anak-anak anggota Pramuka yang dalam kegiatannya, maka tanamkanlah budi pekerti dan sopan santun untuk selalu menghormati orang tua, menghargai benda seni, dan karya leluhur para pendahulu.
“Misalnya, mereka diajak menghargai tentang wayang kulit. Itu bikin wayang lama, bahannya juga dijelaskan dari apa. Contoh lagi keris, saat bikinnya harus puasa supaya konsentrasi. Agar karya kerisnya bagus. Nah, itu perlu disampaikan kepada mereka, agar bisa menghargai benda seni warisan leluhur,” ujar Djoko, menirukan ucapan Ibu Tien Soeharto, kala itu.