Cegah Kekerasan dengan Membangun Harga Diri Anak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Biasanya kekerasan itu pertama kali terjadi secara mental, misalnya perkataan yang merendahkan. Dan akan berlanjut pada kekerasan fisik, misalnya seperti tindakan yang mengakibatkan memar, bengkak maupun patah. Tapi ada juga yang kekerasan mental dan fisik terjadi secara bersamaan. Jadi yang dibutuhkan itu adalah suatu tindakan preventif,” katanya lebih lanjut.

Untuk menyelesaikan akar permasalahan ini, Sitti mengimbau kepada semua pihak untuk bersinergi dalam membangun suatu pola asuh yang mencegah potensi terjadinya kekerasan pada anak.

“Kami mengharapkan pemerintah lebih optimal dalam mempersiapkan peraturan, undang-undang maupun anggaran dalam menciptakan suatu lingkungan yang menjamin keamanan anak-anak di Indonesia.

Untuk di internal keluarga, saya meminta orang tua menciptakan suatu sistem komunikasi dengan anak. Suatu komunikasi yang mampu membuat anak merasa memiliki seseorang yang dia percaya untuk membicarakan semua hal yang dialami,” kata Sitti.

Sitti juga mengharapkan pihak media mampu mengangkat suatu berita maupun artikel terkait kasus kekerasan tanpa menciptakan suatu gambaran yang mampu ditiru oleh anak-anak lain.

Lihat juga...