Penggerak PKK: Jangan Kucilkan ODHA

Editor: Koko Triarko

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, saat Diskusi Publik “Mengintensifkan Upaya Mendapatkan Hak Asasi bagi Pengidap HIV/AIDS (ODHA)” dalam rangka Peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN), di ruang rapat Praja Sabha, Denpasar, Kamis (23/5//2019). -Foto: Sultan Anshori.

DENPASAR – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, mengajak masyarakat untuk berhenti memberikan stigma negatif dan diskriminatif terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA). Sebab, mereka juga mempunyai hak yang sama dengan masyarakat lainnya sebagai warga negara.

“Para ODHA bukanlah monster yang harus kita takuti, mereka hanya sakit karena kekebalan tubuh mereka hilang. Jadi, bagaimana caranya, agar masyarakat bisa membuka diri dengan mereka, dan mereka juga bisa terbuka ,” ujar Putri Suastini Koster, saat diskusi publik ‘Mengintensifkan Upaya Mendapatkan Hak Asasi bagi Pengidap HIV/AIDS (ODHA)’, dalam rangka Peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN), di ruang rapat Praja Sabha, Denpasar, Kamis (23/5/2019).

Ia juga mengatakan, dalam mencari masalah, sama seperti pohon, jika daunnya kuning dan batangnya layu, harus dicari akarnya untuk menghijaukan pohon itu kembali.

“Nah, sama seperti kasus ini, jangan para ODHA-nya yang dipermasalahkan, tapi bagaimana kesadaran dan sikap kita menjauhi perilaku yang berpotensi kena penyakit itu,” imbuhnya.

Misalnya, kata Putri Suastini Koster, hubungan seks bebas dan pergaulan yang dekat dengan obat-obatan terlarang menggunakan jarum suntik, berpotensi menyebabkan masyarakat terjangkit virus HIV/AIDS. Bahkan, untuk cakupan lebih luas, ia pun menganjurkan pemerintah dan para dokter bersinergi, agar bisa menemukan obat menyembuhkan penyakit itu.

“Maka perilaku itu yang kita hindari, jangan malah kita kucilkan terus para ODHA-nya. Jadi, setiap tahun kita bukan hanya bicara data, statistik atau bahkan seremonial untuk para pengidap HIV, namun kita lakukan tindakan nyata untuk stop pertumbuhan penyakit mematikan itu. Karena saya yakin, Tuhan tidak akan mengirim penyakit tanpa obatnya,” tegasnya.

Lihat juga...