Masa Panen Penyelang, Petani Kakao di Lamsel Peroleh Hasil Maksimal

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Masa panen penyelang atau panen selingan sebelum panen raya mulai dilakukan oleh petani kakao di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel).

Lisdaryanti (29) salah satu petani kakao di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut, panen kakao atau kopi coklat pada bulan Maret tahun ini merupakan panen penyelang. Sebab umumnya panen raya akan berlangsung pada bulan April hingga Mei mendatang.

Meski memasuki musim penyelang, akibat angin kencang sejumlah tanaman kakao disebutnya rusak  tertimpa pohon roboh. Sejumlah tanaman kakao yang patah disebut Lisdaryanti terpaksa dipanen dalam kondisi buah mulai matang.

Satu pohon kakao pada masa penyelang diakuinya bisa menghasilkan sekitar 5 kilogram kakao basah. Saat masa panen raya seperti pada panen tahun sebelumnya hasil satu pohon bisa mencapai 20 kilogram.

Ia menyebut, produktivitas buah kakao pada tahun ini cukup baik karena saat pembungaan pada bulan September hingga Oktober silam jarang turun hujan. Bunga yang dihasilkan menghasilkan buah kakao cukup banyak di setiap pohon.

Menghindari serangan hama bajing ia menyebut memasang perangkap khusus bagi bajing serta penyakit lain dilakukan penyemprotan. Meski kerap melubangi buah kakao, hama bajing disebutnya justru menjadi penanda buah matang yang siap dipanen.

“Proses pemanenan kakao dilakukan dengan sistem pemilahan buah yang sudah tua selanjutnya dilakukan proses fermentasi agar kualitas buah terjaga sebelum dilakukan penjemuran,” terang Lisdaryanti saat ditemui Cendana News, tengah memanen buah kakao di kebun miliknya, Sabtu (23/3/2019).

Lisdaryanti menyebut, jenis kakao yang ditanam merupakan kakao bulat serta kakao oval kulit merah. Kedua jenis tanaman kakao tersebut memiliki karakteristik berbeda. Jenis kakao bulat memiliki kulit tipis dengan isi buah lebih banyak sebaliknya kakao oval atau kakao merah memiliki kulit tebal dengan isi buah sedikit.

Lihat juga...