Angin Kencang, Padi Petani di Lamsel Roboh
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Mendekati masa panen musim tanam rendengan atau masa tanam pertama (MT1) sejumlah petani diresahkan dengan kondisi cuaca. Angin kencang disertai hujan deras yang melanda wilayah Penengahan membuat hektaran lahan padi sawah ambruk.
Sutilah, salah satu pemilik lahan padi sawah varietas IR 64 tinggi menyebut, sebagian padi miliknya roboh sebelum dipanen. Padi usia 90 hari tersebut rencananya akan dipanen saat usia 100 hari namun karena kondisi batang rebah ia mempercepat pemanenan.
Percepatan proses pemanenan disebutnya dilakukan menghindari kerusakan pada tanaman padi. Sebab jika ditunggu dalam waktu sepekan lagi kerusakan tanaman padi miliknya semakin parah. Akibat tanaman padi roboh ke tanah, bulir padi diakuinya rontok dan berpotensi berkecambah.
Sebagian lahan tanaman padi milik petani lain yang masih muda dengan serangan hama tikus diakuinya bahkan berpotensi memakan bulir padi yang rebah ke tanah.
Hujan deras disertai angin kencang disebut Sutilah terjadi sejak sepekan terakhir. Angin dari arah barat tersebut membuat semua tanaman padi menghadap ke timur. Proses pemanenan padi yang roboh disebutnya lebih sulit dibandingkan batang padi yang roboh.
Meski batang padi masih terlihat menghijau sebagian besar bulir padi miliknya disebut Sutilah terlihat menguning. Beruntung tanaman padi yang ambruk segera bisa dipanen dan segera dirontokkan secara manual menggunakan alat yang disebut gepyokan.
“Tanaman padi yang sudah tua langsung dipanen meski dalam kondisi ambruk namun sebagian yang masih menghijau terpaksa diberi tonggak kayu agar bisa dipanen sepekan lagi. Karena sebagian bulir padi masih menghijau,” beber Sutilah saat ditemui Cendana News tengah memanen padi miliknya, Minggu sore (17/3/2019).