Belajar Musik Dol Khas Bengkulu di TMII

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Sekumpulan anak laki-laki tampak bersemangat memukul musik dol. Alunan tangan mereka berpadu gerakan badan, sekali-kali melemparkan pukulan dol berbahan rotan itu ke atas, sambil memutarkan badan.

Lalu dengan sigap mereka menangkap pukulan yang dilemparnya itu, dan kembali beraksi menabuh dol dengan semangat.

Wajah-wajah mungil mereka tidak terlihat lelah dalam setiap gerakan badan berbagai arah.

Aksi mereka menabuh musik dol yang begitu menggema ditampilkan di halaman Anjungan Bengkulu Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (9/2/2019) sore.

Para bocah enerjik itu memang bergabung di Sanggar Olah Seni Rafflesia Anjungan Bengkulu TMII, yang berlatih setiap Sabtu pukul 15.00-21.00 WIB. Jumlahnya ada 120 orang, dari berbagai sekolah dan daerah di seluruh Indonesia.

Mereka berlatih secara bergiliran di hari Sabtu itu. Untuk tingkat dasar berlatih mulai pukul 15.00-18.00 WIB, sedangkan tingkat profesional pukul 18.00-21.00 WIB.

Pelatih Sanggar Olah Seni Rafflesia Anjungan Bengkulu TMII, Oktarabia Yusuf Mu’amar. Foto: Sri Sugiarti

“Alhamdulilah anak-anak yang berlatih melestarikan budaya tradisi, yaitu musik dol ini sangat banyak. Antusias mereka bikin saya bangga,” kata pelatih Sanggar Olah Seni Rafflesia Anjungan Bengkulu TMII, Oktarabia Yusuf Mu’amar, kepada Cendana News, Sabtu (9/2/2019) sore.

Dol adalah alat musik tradisional khas Bengkulu. Alat musik ini berbahan bonggol kelapa yang diberi lubang bagian atasnya. Kemudian ditutup dengan kulit sapi.

Diameter musik memiliki ukuran mencapai 70-125 sentimeter dengan tinggi 80 sentimeter. Sementara alat pemukul dol memiliki diameter sekitar 5 sentimeter dan panjang sekitar 30 sentimeter.

Lihat juga...