TMII Apresiasi Keberhasilan TSI dalam Pengembangbiakan Komodo

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Jansen merasa senang menjalin kerja sama dengan TMII. Karena menurutnya, TMII adalah gerbang daripada semua wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri yang datang ke Indonesia.

“TMII adalah gerbang wisata semua turis yang datang ke Indonesia, pasti mereka akan melihat di Museum Komodo TMII,” ujarnya.

Jansen mengatakan, komodo ini telah diserahkan secara simbolis pada 18 September lalu. Namun penyerahan baru dilakukan pada 24 Oktober 2018 lalu.

“Dengan hadirnya komodo ini memberi warna keceriaan wisatawan yang berkunjung ke TMII,” ujarnya.

Menurutnya, kerja sama ini adalah salah satu bentuk pengembangbiakan di mana saat ini habitat komodo hanya berkisar pada 31 ekor dan memiliki masa hidup selama 13 tahun lamanya.

Namun dengan adanya konservasi di luar habitat alami, Jansen berharap TMII dapat mengembangbiakkannya agar satwa liar tersebut bertambah dengan kualitas hidup menjadi lebih baik.

Dalam uji coba pengembangbiakan di TSI Cisarua menggunakan suhu udara yang sangat berbeda dengan habitat aslinya di Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Guna kepentingan penelitian dan konservasi, dilakukan pengembangbiakan di luar TSI. Yakni di TMII, yang memiliki suhu udara yang lebih sesuai dengan habitat aslinya.

“Dengan suhu terendah 27 derajat celcius, sehingga untuk pertumbuhan dan pengembangbiakan akan menjadi lebih mudah. Terpenting kandangnya harus menyesuaikan dengan habitat aslinya agar menjadi lebih sempurna,” jelas dia.

Pada acara ini juga diserahkan replika komodo dari Direktur TSI Cisarua, Jansen Manansang kepada Direktur Utama TMII, Tantribali Lamo. Acara ini juga dimeriahkan dengan pelepasan burung kutilang hasil pengembangbiakan Taman Burung TMII.

Lihat juga...